2 PSK ABG Tarif Rp 400 Ribu di Kamar bersama 6 Pria Remaja, 2 Berseragam Sekolah
"Dari laporan warga baru kita selidiki lebih dalam. Alhasil usai pura-pura jadi pelanggan, tim kita berkomunikasi lewat aplikasi dengan salah satunya (Melati, red) dan janjian di tempat tersebut," kata PPMS Seksi Opsdal Satpol PP Banjarbaru, Yanto Hidayat.
Ketika dilakukan pemeriksaan, Mawar dan Melati tak menampik dengan profesinya. Hanya saja dari pengakuannya, Mawar mengaku tak sedang "stay". Sementara Melati tak bisa berkilah lantaran ia yang berkomunikasi dengan tim penyamar petugas. Terlebih bukti obrolan turut diarsipkan.
"Keduanya mengakui sebagai PSK dengan basis online. Modusnya janjian lewat aplikasi lalu bertemu di suatu tempat. Untuk lokasi kadang mereka pindah-pindah," kata Yanto yang menginterogasi keduanya.
Baik Mawar dan Melati mengaku mematok tarif dari Rp400.000. Paling mentok nego Rp100.000. Penghasilan segitu sudah cukup bagi mereka membayar sewa kamar Rp150.000. Sisanya masuk kantong pribadi mereka.
Secara domisili tempat tinggal. Mawar & Melati merupakan warga Banjarmasin. Mereka ke Banjarbaru hanya mengadu peruntungan. Lantaran dari pengakuan keduanya jika di Banjarbaru lebih menjanjikan.
"Kalau di Banjarmasin pasarannya paling mentok Rp200.000 dan saingannya banyak. Nah di sini lebih tinggi tarifnya," aku Mawar ketika diinterogasi petugas.
Lantas apa yang melatarbelakangi keduanya masuk ke bisnis hitam ini. Mengingat dua gadis ini juga masih di bawah umur dan masih usia sekolah. Mawar & Melati menjawab kompak: himpitan ekonomi, pergaulan dan masalah keluarga.
"Saya sudah lulus sekolah SMP, tapi tidak melanjutkan ke SMA. Setelah itu terpengaruh lingkungan dan di ajak-ajak buat beginian, karena penghasilannya lumayan. Tapi saya tidak rutin setiap hari seperti yang lainnya," bela Melati. Sementara Mawar mengaku putus sekolah di jenjang SMP dan terjerumus ke dunia sekarang.