Ada yang Sejak 1949 Telateni Kopi
Senin, 16 Agustus 2010 – 04:23 WIB
Setiap hari Tjipto masih ngantor. Dia bisa ditemui di belakang meja dekat kasir dengan buku catatan stok dan keuangan. "Saya biasa mulai duduk di sini jam 6 pagi sampai jam 9 malam," tuturnya.
"Ah, siapa bilang. Bapak biasanya jam 5 pagi sudah di situ," seloroh Petrus Canisius, putra ketiga, yang kadang ikut membantu Tjipto menjalankan usahanya. Mendengar "bantahan" putranya itu, Tjipto hanya tertawa lepas.
Sebenarnya, Tjipto tidak mengawali pekerjaannya sebagai petani kopi. Dia adalah anggota Tentara Pelajar Brigade 17. Semasa revolusi, sebagian waktunya dihabiskan untuk bertempur melawan penjajah di berbagai front pertempuran. Tak heran, dia mengantongi sejumlah penghargaan dari pemerintah seperti Bintang Gerilya, Pergerakan Kemerdekaan RI pertama dan kedua, Penumpasan PKI Muso di Madiun, Penumpasan APRA, Penumpasan RMS Ambon, Penumpasan DI/TII Kahar Muzakar, Penumpasan DI/TII Kartosuwiryo, Penumpasan DII/TII Amin Fatah Jateng, dan Penumpasan PRRI/Permesta.