Adi Prayitno: Koalisi Jokowi Masih Incar Posisi Ketua MPR
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan demokrasi di Indonesia sangat menarik karena kompetisi elektoralnya bertingkat.
Menurut dia, pemilihan presiden (pilpres) bukan satu-satunya kompetisi yang melibatkan banyak parpol. Setelah pilpres, masih banyak peristiwa lain yang membuat parpol bekerja sama. Baik itu yang bersama atau berkoalisi di pilpres atau bukan.
Karena itu, kata Adi, jangan memaknai pilpres sebagai satu-satunya wadah untuk berkompetisi. “Makanya saya sejak awal selalu berbicara tentang memaknai politik seperti pilpres itu biasa-biasa saja. Karena setelah pilpres usai, parpol yang sering bertarung punya kecenderungan berkoalisi dalam begitu banyak event,” kata Adi dalam diskusi Musyawarah Mufakat untuk Pimpinan MPR di gedung parlemen, Jakarta, Senin (22/7).
Dia menegaskan bahwa friksi antarparpol selama ini hanya terjadi saat jelang pilpres. Sebab, setelah pemilu dengan penentuan komposisi kabinet, partai-partai yang semula seakan-akan seperti terjadi perang, malah punya kecenderungan untuk berkoalisi.
“Yurisprudensinya ini terjadi sejak lama, 2004, 2009, dan 2014 partai pengusung yang kala itu kecenderungan selain diajak juga berpotensi untuk lompat pagar,” ujarnya.
BACA JUGA: Indahnya NKRI Jika Ketua MPR dari Gerindra, Ketua DPR PDIP
Nah, kata Adi, hal inilah menariknya kenapa politik Indonesia selalu ramai. Belum selesai bicara komposisi kabinet, sekarang sudah mulai ramai paket pemilihan pimpinan MPR.
Menurut Adi, hal ini ramai bukan saja karena PKB dan Partai Golkar begitu agresif memperebutkan posisi ini, tetapi ada keinginan partai Gerindra seakan-akan ingin menyertakan klausul rekonsiliasi berbasiskan akomodasi politik berbasis sharing power.