Akbar Alamsyah Meninggal Dunia, Apa yang Sesungguhnya Terjadi?
jpnn.com, JAKARTA - Akbar Alamsyah meninggal dunia, mengembuskan napas terakhir di Cerebro Intensive Care Unit (CICU) RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (10/10).
Polda Metro Jaya membeber kronologis kejadian yang dialami Akbar Alamsyah, sejak pertama kali diamankan aparat usai bentrokan 25 September di Kompleks Parlemen Senayan hingga meninggal dunia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menjelaskan bahwa pada tanggal 25 September 2019 pukul 14.00 WIB tengah berlangsung unjuk rasa di samping DPR, Lakdogi, Kementerian Kehutanan dan Slipi. Saat itu unjuk rasa berjalan dengan baik dan lancar.
“Kemudian pada malam harinya sekitar jam 19.30 WIB tiba-tiba muncul gelombang massa yang tidak ada tuntutan apa-apa dalam kegiatan tersebut dan kemudian melakukan pelemparan kepada petugas," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (11/10).
Dijelaskan Argo, saat itu petugas tetap mengutamakan pendekatan persuasif meski dilempari batu, kayu, batako, bahkan bom molotov. Aparat melakukan imbauan untuk membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.
"Tapi itu semua tetap bertahan, kita tetap dilempari. Kegiatan sampai larut malam sekitar jam 01.00 WIB di 26 September, massa masih tetap melempari petugas, ada juga yang menggunakan mercon, roket dan bom molotov," tutur Argo.
Massa mulai merusak fasilitas umum dan menutup jalan tol, petugas akhirnya menjalankan prosedur operasi standar (SOP). Himbauan tetap dilakukan, sambil menyemprotkan air. Namun massa tetap melakukan pelemparan dan petugas membalas dengan melontarkan gas air mata.
Pada saat semprot air dan lontarkan gas air mata, massa dan perusuh itu tidak semuanya kenal, tidak saling kenal. Massa tidak satu garis, ada lemparan batu dan bom molotov.