Aktivis Muda Pekalongan Minta Polisi Tindak Tegas Guru Terduga Pelaku Pelecehan Seksual
Dia khawatir peristiwa serupa juga terjadi di sekolah-sekolah lain.
"Ini yang baru ketahuan di SMAN 3, kita tidak tahu barangkali peristiwa serupa pernah terjadi juga di sekolah-sekolah lain. Para pelajar ini kan seharusnya diberikan lingkungan dan pendidikan yang baik guna mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Timothy Ivan.
Timothy meminta Pemerintah Kota Pekalongan dan sekolah-sekolah mulai berbenah diri untuk memperbaiki sistem pendidikan dan melakukan pembinaan secara berkala terhadap para guru.
Dia juga berharap peristiwa pelecehan seksual tidak terjadi lagi dalam dunia pendidikan.
“Dengan adanya peristiwa ini, saya harap dapat menjadi wake-up call bagi Pemkot Pekalongan dan sekolah-sekolah untuk berbenah diri memperbaiki sistem pendidikan dan terus melakukan pembinaan secara berkala terhadap guru-guru. Semoga saja ini menjadi peristiwa pelecehan seksual terakhir yang terjadi di kota yang kita cintai ini,” pungkas Timothy.
Korban Buka Suara
Sebelumnya, seorang guru BK SMAN 3 Kota Pekalongan berinisial S diduga selama beberapa tahun lakukan pelecehan seksual secara verbal terhadap puluhan siswa.
Dugaan ini muncul lantaran sejumlah siswi yang menjadi korban pelecehan seksual secara verbal mulai bersuara atas tindakan dilakukan oleh seorang guru BK yang sudah bertahun-tahun dilakukan.
Mirisnya, korban pelecehan seksual secara verbal yang dilakukan oleh oknum guru BK berinisial S tersebut mencapai 30 sampai 40 siswi.