Akui Akil Nonton F1 di Singapura
jpnn.com - JAKARTA – Kabar Akil Mochtar ke Singapura tidak sekedar untuk berobat akhirnya diakui oleh Tamsil Sjoekoer, kuasa hukum mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Dia membenarkan kalau kliennya sempat menonton balapan Formula 1. Tetapi, dia langsung menegaskan Akil tidak pernah bertemu dengan orang lain.
Yang dimaksud adalah tersangka Tubagus Chaery Wardana alias Wawan dan Ratu Atut. Meski sama-sama berada di Singapura, Tamsil menyebut terlalu naif kalau langsung disimpulkan mereka bertemu. "Setelah berobat, ada acara F1. Akil beli tiket dan langsung menonton balapan di jalanan Singapura itu," jelasnya.
Pernyataan itu berbeda dengan sebelumnya yang hanya menyebut Akil ke Singapura untuk berobat. Dia yakin apa yang disampaikan kliennya benar karena Akil mengatakan pada kuasa hukum dengan tegas. Tim pembela makin yakin karena keterangan Akil senada dengan jubir keluarga Ratu Atut.
"Tidak pernah ada pertemuan seperti yang disampaikan kuasa hukum Wawan," katanya. Tidak diketahui apakah Akil bersikap jujur, yang jelas Tamsil memastikan kalau kliennya siap tampil di pengadilan. Dia yakin, pengadilan bakal membuka dengan jelas siapa yang sebenarnya jujur dan bohong.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada pengakuan dari Wawan kalau dirinya diminta Ratu Atut untuk ikut menemui Akil. Pernyataan itu disampaikan oleh kuasa hukum Wawan, Pia Akbar Nasution. Versi Akbar, pertemuan itu tidak lama dan Wawan kembali melanjutkan niatannya untuk menonton F1.
Dalam pertemuan itu, terjadi pembicaraan soal Pilkada. Namun, tidak dijelaskan dengan rinci apakah pertemuan di hotel JW Marriot itu menjadi pintu terjadinya kesepakatan suap. "Penyidik sempat tanya soal pertemuan itu, pertemuan itu tak lama hanya 15 menit," ucapnya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Tamsil menjelaskan, pergi ke Singapura dalam satu pesawat pun tidak berarti mereka bertemu. Dia mengatakan ada faktor kebetulan bertemu yang tidak boleh dipisahkan. "Yang jelas, tidak ada janji dengan Bu Atut. Keterangan Pak Akil tegas, di catat di buku," terangnya.
Disamping itu, Akil Mochtar tampaknya harus menahan hasrat untuk segera buka-bukaan terhadap kasusnya. Sebab, hingga Sabtu (19/10) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum merespon surat Majelis Kehormatan Konstitusi (MKK) yang ingin memeriksa Akil.