Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Alsintan jadi Solusi Meningkatkan Produksi Sektor Pertanian

Jumat, 04 Januari 2019 – 19:37 WIB
Alsintan jadi Solusi Meningkatkan Produksi Sektor Pertanian - JPNN.COM
Menanam benih di sawah dengan menggunakan alsintan. ILUSTRASI. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Andi Amran Sulaiman memiliki program Pengembangan Pertanian Modern untuk meningkatkan produksi dan menyejahterakan petani.

Kebijakan pemerintah yang mengutamakan keberpihakan kepada petani ini dicirikan dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif, mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pasca-panen. Dengan demikian, kegiatan usaha pertanian berubah dari sistem tradisional menuju pertanian yang modern (modernisasi pertanian).

Amran mengatakan modernisasi pertanian mutlak dilakukan untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat berbasis pertanian. Program mekanisasi pertanian kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya berperan nyata dalam meningkatkan produksi pangan. Namun di sisi lain juga terbukti menjadi solusi dalam kelangkaan tenaga kerja pertanian.

Sebagai langkah pengawasan terhadap bantuan-bantuan alsintan Kementan kepada petani, Amran mengundang langsung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk bersinergi memperkuat pencegahan korupsi dan mengecek penggunaan anggaran yang sudah digunakan Kementan.

“Untuk pencegahan, utamanya mengecek anggaran yang sudah disalurkan khususnya alat mesin pertanian. Kami ingin semua terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme,” ujar Mentan Amran.

Amran menambahkan bahwa, Kementan sudah ada MoU sejak 2015 antara Ketua KPK dan Mentan. Juga ada 3 hingga 4 orang yang ditempatkan untuk mengawasi kerjanya.

Alsintan Sebagai Solusi Tingkatkan Produksi

Berdasarkan hasil analisis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah terbanyak tenaga kerja pada sektor tanaman pangan adalah petani yang sudah berusia lebih kurang 60 tahun kemudian disusul usia antara 40 hingga 45 tahun. Dampak nyata adanya kelangkaan dan usia lanjut tenaga petani untuk mendukung budidaya tanaman padi adalah rendahnya kapasitas kerja tanam padi per satuan luas lahan dan mahalnya biaya tanam.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memiliki program Pengembangan Pertanian Modern untuk meningkatkan produksi dan menyejahterakan petani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close