Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Analisis Dradjad Wibowo soal Efek Virus Corona pada Ekonomi sehingga APBN Harus Direvisi

Kamis, 20 Februari 2020 – 14:28 WIB
Analisis Dradjad Wibowo soal Efek Virus Corona pada Ekonomi sehingga APBN Harus Direvisi - JPNN.COM
Dradjad H Wibowo. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Dradjad H Wibowo meminta pemerintah segera menyiapkan revisi atas UU APBN 2020 menyusul merebaknya coronavirus. Menurutnya, efek penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok itu akan berpengaruh pada perekonomian.

“Pemerintah perlu mengambil kebijakan kongkret untuk meminimalisasi dampak wabah covid-19 (coronavirus, red) di Tiongkok. Salah satunya adalah melalui revisi APBN 2020 agar asumsi dan posturnya kredibel,” ujar Dradjad melalui layanan pesan, Kamis (20/2).

Mantan anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR itu menambahkan, sejauh ini pemerintah belum melakukan revisi asumsi APBN 2020. Menurutnya, revisi itu perlu dilakukan karena asumsi pertumbuhan APBN bakal tak tercapai.

Dradjad menambahkan, para pelaku usaha akan meragukan postur APBN 2020 yang tak direvisi. “Bagaimana pelaku usaha percaya pemerintah bisa memberi insentif fiskal dan sebagainya jika mereka malah meyakini penerimaan APBN bakal jeblok lagi?” ulasnya.

Lebih lanjut Dradjad menyodorkan data untuk memperkuat argumennya soal imbas coronavirus bagi perekonomian nasional. Menurutnya, impor Indonesia dari Tiongkok hingga September 2019 mencapai circa USD 32,3 miliar. Di sisi lain ekspor Indonesia ke negeri dengan populasi terbesar di dunia itu sekitar USD 18,4 miliar.

Namun akibat karantina dan peliburan pegawai menyusul penyebaran coronavirus, pabrik-pabrik di Tiongkok berhenti beroperasi selama berminggu-minggu. Efeknya adalah produksi di Tiongkok terhenti sehingga mengganggu rantai pasokan ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

“Barang-barang impor dari Tiongkok menjadi langka dan harganya pun mahal. Jelas ini akan mengganggu produksi industri nasional. Inflasi pun akan naik sementara daya beli konsumen terganggu karena harga jadi mahal, Pasar Tanah Abang juga bisa kena imbasnya,” paparnya.

Oleh karena itu Dradjad menegaskan, sebaiknya pemerintah fokus pada instrumen yang efektif dikendalikan. Misalnya, melalui belanja APBN yang bisa menopang pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Ekonom Dradjad H Wibowo meminta pemerintah segera menyiapkan revisi atas UU APBN 2020 menyusul merebaknya coronavirus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News