Angka Backlog Hunian Tinggi, Perumnas Genjot Pengembangan Kawasan TOD
jpnn.com, JAKARTA - Angka backlog hunian di Indonesia yang dapat dikategorikan tinggi menjadi perhatian khusus bagi pemerintah maupun stakeholder pengembang hunian rakyat.
Data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa backlog hunian mencapai 12,71 juta yang 2,9 juta di antaranya tersebar di wilayah Jabodetabek.
Dari masyarakat yang memiliki hunian di Jakarta, 63% persen di antaranya belum memiliki hunian layak. Adanya pasar yang besar dengan terbatasnya tingkat keterjangkauan masyarakat terhadap hunian layak menjadi PR besar yang harus diatasi.
Hal tersebut menjadi trigger bagi Perumnas sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengembang hunian masyarakat untuk membangun dan mengembangkan kawasan layak huni secara berkesinambungan.
"Perumnas tidak tinggal diam terhadap permasalahan backlog hunian ini, kami bertekad membangun hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat," ujar Budi Saddewa Soediro, Direktur Utama Perumnas, dalam keterangannya, Jumat (11/8).
Perumnas berkomitmen pada tugasnya yang sejalan dengan program Pemerintah dan PP 83 Tahun 2015, khususnya pada program Pengembangan Kawasan TOD dan Peningkatan Kualitas Perumahan, Permukiman & Rusun.
Sejauh ini, Perumnas telah menginisiasi berbagai program guna peningkatan kualitas hunian layak melalui revitalisasi.
Pelaksanaan revitaliasi terfokus pada peningkatan fasilitas umum guna menciptakan interaksi sosial yang positif bagi penghuni dan masyarakat di sekitarnya.