Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Anton Si Terduga Teroris Ditembak Mati, Belum Bayar Utang

Jumat, 18 Mei 2018 – 00:56 WIB
Anton Si Terduga Teroris Ditembak Mati, Belum Bayar Utang - JPNN.COM
Rumah terduga teroris Dedy Sulistiantono di Jalan Sikatan, Surabaya, dijaga petugas Satpol PP. Foto: Guslan Gummilang/Jawa Pos

’’Sejak kejadian (pada Minggu malam lalu) itu, keluarganya tidak terlihat. Dibawa polisi ke polda, kata pengelola rusunawa,’’ ujar Lil Mutaqin, penghuni kamar 23. Mutaqin tinggal di kamar yang berseberangan dengan kamar Anton. ’’Saya yang pertama masuk ke kamar itu setelah terdengar bunyi ledakan,’’ ucapnya.

Begitu masuk kamar sumber ledakan, Mutaqin melihat Anton terkapar. Namun, dia tidak lantas membopongnya. Bapak tiga anak tersebut tidak tahu harus membawanya ke rumah sakit dengan kendaraan apa. ’’Lukanya parah. Saya telepon rumah sakit agar mengirim ambulans,’’ paparnya.

Dia belum menyadari bahwa di kamar itu juga ada Puspitasari dan Hilta. ’’Baru tahu pas polisi sudah datang dan gedung sudah steril. Dikabari bahwa istri dan anaknya juga meninggal,’’ ujarnya.

Mutaqin tidak menyangka tetangga di seberang kamarnya itu adalah seorang teroris. Sebab, selama tinggal di sana, tidak pernah ada gelagat mencurigakan. ’’Orangnya baik,’’ jelasnya. Dia dan keluarga Anton kerap bertegur sapa. Ketiga anaknya juga sering bermain dengan anak-anak Anton. ’’Sampai sekarang masih percaya gak percaya,’’ ungkapnya.

BACA JUGA: Raut Wajah Aisyah Putri Berubah saat Ditanya Kapolrestabes

Ketika bom meledak di kamar itu, Ainur Rahman, 15, anak kedua Anton, sedang berada di kamar nomor 5. Kamar neneknya. Jadi, dia selamat. Ainur juga yang kali pertama membopong dua adiknya yang terluka ke luar kamar agar mendapat pertolongan. Yakni, Faizah Putri, 11, dan Garida Huda Akbar, 10.

Ibu dan adik Anton, kata dia, terlihat sangat terpukul setelah kejadian. Mereka seperti tidak tahu bahwa Anton adalah perakit bom. ’’Ibunya hanya nangis di bawah,’’ ungkapnya. Adhi, adik Anton, akrab dipanggil Dodi di sana. Namanya sama dengan penghuni kamar nomor 1. Yakni, Dodik Permadi.

Adhi dan ibunya tinggal di rusunawa lebih lama setahun daripada Anton. Mereka sudah menetap dalam empat tahun terakhir. Seperti si kakak, ayah satu anak itu juga berjualan kue. Dititipkan ke warung-warung di sekitar rusunawa.

Anton, 47, terduga teroris yang ditembak mati oleh Densus 88 pada Minggu malam (13/5), ternyata belum bayar utang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close