Antri Zakat Berujung Tragedi
21 Tewas Karena Kesulitan BernafasSelasa, 16 September 2008 – 11:36 WIB
Panitia yang bertugas membagikan zakat membuka pagar yang berukuran dua meter tersebut. Bukaan pintu pagar dibuka hanya cukup untuk satu orang yang masuk ke dalam musala. Panitia pun membatasi orang yang masuk ke dalam musala sebanyak lima orang sampai sepuluh orang. Jika yang di dalam telah menerima dan keluar lewat pintu selatan, barulah panitia membuka pintu pagar depan kembali. Begitu seterusnya.
Bagi orang yang telah menerima zakat sebesar rp 30 ribu, orang tersebut harus diberi sumba yang diletakkan di pintu keluar sebelah Selatan musala. Dua orang panitia zakat bertugas mencelupkan jari tangan massa yang telah mendapatkan uang. Sembari Ny Hanifa membagikan zakat, terlihat H Syaikhon berlalu lalng mengawasi pembagian zakat. Sambil mengenakan baju hitam, lelaki tersebut memegang ponselnya. Namun ia lebih sering keluar dari dalam musala melalui pintu keluar.
Memasuki pukul 09.15, hampir sekitar lima puluh orang telah menerima zakat. Usaha mereka berlomba terbilang cukup semangat untuk memasuki pintu masuk musala. Sebab, mereka harus berdesak-desakan dengan sesama penerima. Ada pula massa yang kebingungan dengan anak yang digendongnya. “Mas, tolong anakku bawa ke dalam. Aku nggak kuat,” ucap Surti sambil mendorong ke atas anaknya melalui celah pagar. Tak pelak massa lain yang membawa anaknya ikut meminta tolong para wartawan yang meliput dari dalam musala.