Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Apa yang Anda Makan Lebih Penting Ketimbang Berapa Berat Badan Anda

Kamis, 24 September 2020 – 20:39 WIB
Apa yang Anda Makan Lebih Penting Ketimbang Berapa Berat Badan Anda - JPNN.COM
Penelitian terbaru menunjukkan apa yang kita makan lebih penting daripada berat badan kita. (Unsplash: Maarten van den Heuvel)

Orang-orang yang digolongkan mengikuti diet ini juga meminimalkan konsumsi daging merah dan alkohol.

Studi ini menambah bukti tentang diet dan BMI

Mungkin secara tidak sadar kita hanya menilai kesehatan seseorang berdasarkan ukuran tubuh mereka, padahal kesimpulan penelitian ini adalah indeks massa tubuh atau BMI seharusnya bukan jadi ukuran kesehatan, menurut ahli diet Australia Fiona Willer.

"Saya pikir kita benar-benar perlu mengalihkan fokus kita dari BMI sebagai ukuran untuk mengatur segalanya," kata Fiona, yang meneliti sikap terhadap berat badan dan diet dalam studi doktoralnya.

"Benar-benar tidak baik untuk masyarakat dan benar-benar merusak ketika seseorang pergi ke penyedia layanan kesehatan dan mereka dinilai berdasarkan ukuran tubuh mereka, bukannya soal perilaku kesehatan mereka sebenarnya."

Menurut Profesor Karl Michaelsson, penelitian tersebut menunjukkan kita terlalu fokus pada ukuran tubuh dengan mengorbankan apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita.

"Hasil penelitian kami menunjukkan diet yang sehat adalah ukuran yang baik [dalam hal risiko kesehatan], terlepas dari postur badan Anda."

Tetapi kenyataannya, kebanyakan orang tidak mengikuti pedoman diet, terlepas dari kategori BMI mereka, kata Fiona.

Apa yang Anda Makan Lebih Penting Ketimbang Berapa Berat Badan Anda Photo: Menurut peneliti Australia, diet yang sehat lebih penting daripada ukuran badan. (Flickr: Alan Cleaver)

 

Dalam hal memprediksi risiko kesehatan, mana yang lebih penting: apa yang Anda makan atau berapa berat Anda?Sepertinya jawabannya adalah apa yang kita makan, jika mengacu pada sebuah penelitian baru di Swedia yang diterbitkan di PLOS Medicine pekan lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News