Australia Akan Mereformasi Kebijakan Imigrasi, Termasuk Memperketat Aturan untuk Pelajar Internasional
Penantian panjang itu memperburuk kekurangan tenaga kerja, selain juga menyulitkan bagi pemberi kerja yang ingin membawa pekerja dari luar Australia.
Tinjauan yang dilakukan juga merekomendasikan agar pekerja diizinkan untuk meninggalkan pekerjaan yang telah memberikan mereka sponsor visa dan mencari pekerjaan lain hingga enam bulan, agar membuat sistem lebih fleksibel, dan membantu mengurangi eksploitasi.
Pemerintah federal juga telah berkomitmen untuk menyediakan jalur migrasi permanen bagi orang-orang dengan visa jenis 'temporary skill shortage', untuk mencegah Australia kehilangan tenaga kerja karena visa mereka habis masa berlakunya.
Pengetatan aturan bagi visa pelajar
Saat ini, salah satu kelompok migran terbesar ke Australia adalah pelajar internasional, dan lebih dari separuh yang mendapatkan visa permanen berasal dari kelompok pelajar internasional.
Tetapi sebagian besar dari mereka malah bekerja di industri yang tidak sesuai dengan studi mereka, karena minimal upah bagi seseorang untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan visa "terampil" permanen ditetapkan sebesar A$53.900, sementara sebagian besar lulusan dengan mudah memenuhi persyaratan, bahkan saat mereka bekerja di bidang yang tak sesuai studinya.
Menteri Dalam Negeri Australia mengatakan aturan bagi siapa yang bisa datang ke Australia untuk belajar akan diperketat, dan dukungan lebih banyak diberikan kepada para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan terampil.
Untuk mendukung para lulusan universitas Australia, pemerintah Australia akan mempertimbangkan untuk memberikan visa lulusan sementara "otomatis" bagi yang telah menyelesaikan studi, sehingga lebih meyakinkan pemberi kerja soal hak kerja lulusan Australia, yang artinya juga membuatnya lebih mudah bagi para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan berketerampilan tinggi.
Tetapi pengetatan secara keseluruhan dipekirakan akan berdampak pada berapa banyak siswa internasional yang dapat belajar di Australia, sehingga akan berdampak juga pada universitas yang memiliki ketergantungan dengan siswa asing.