Awan Melintang di Atas Gunung Merapi, Harap Tenang
jpnn.com, SLEMAN - Munculnya awan horizontal yang melintang di atas Gunung Merapi menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Termasuk mengaitkannya dengan kejadian gempa Jogjakarta pada 2006.
Namun, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta Djoko Budiyono menegaskan, munculnya awan tersebut adalah fenomena alam normal. Bahkan, tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi.
”Melihat bentuknya, itu adalah jenis awan tinggi, yaitu awan cirrostratus. Yaitu, gabungan awan yang berbentuk seperti cirrus atau bulu dan seperti stratus atau garis lapisan,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jogja, Sabtu (2/6).
Djoko mengatakan, cirrostratus muncul pada ketinggian di atas 6.000 kilometer. Dengan begitu, awan itu digolongkan pada jenis awan tinggi. Kandungan air dalam awan tersebut sedikit sehingga tidak terlalu signifikan terhadap curah hujan.
Kemunculan cirrostratus pada musim kemarau tergolong wajar. Sebab, cuaca cenderung cerah dan pandangan ke langit tidak terhalang. Bahkan, awan tinggi jenis cirrus lainnya juga kerap muncul dan tidak terkait dengan Merapi yang sampai kemarin masih berstatus waspada.
”Itu awan-awan yang biasa muncul di atmosfer langit. Apalagi musim kemarau seperti saat ini, jenis awan tinggi lebih mudah muncul dan bisa diamati, bahkan tanpa bantuan alat,” tutur dia.
Terkait dengan perkiraan cuaca hari ini (3/6), Staklim BMKG Jogjakarta memprediksi kondisi cerah berawan. Pagi diperkirakan berawan, lalu siang berawan dengan hujan ringan. Mungkin terjadi hujan di Sleman kawasan utara.
BACA JUGA: Ketika Tiba-tiba Terdengar Pengumuman dari Pilot Garuda