Balita dan ABG Korban Ledakan SPBB Terapung Belum Ditemukan
Karenanya, pagi ini baru dilanjutkan kembali. Jika belum ketemu juga, akan terus dilakukan hingga tujuh hari. “Untuk besok (hari ini), radiusnya akan diperluas menjadi 1 km,” ungkapnya.
Tim cukup kesulitan karena air di lokasi keruh dan penuh tiang kayu. Karena itu, metode pencarian berubah. Dari semula pakai alat selam, berakhir ke sistem manual. “Ada puluhan personel yang diturunkan,” tandas Suprawira.
Sementara itu, Area Manager Communication and Relationship Sumbagsel PT Pertamina, M Roby Hervindo, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memperkirakan kerugian akibat terbakarnya SPBB terapung di Mariana. Termasuk memastikan jumlah premium yang ada di SPBB itu pada saat dan setelah kejadian.
“Lokasi masih di-police line, jadi tim belum bisa masuk dan memastikan ke sana,” jelasnya, kemarin. Namun melihat ukuran kapal yang dibawah 30 GT (gross tonage), tidak terlalu banyak minyak yang dibawa.
Tinggal lagi nantinya memastikan, berapa yang sudah diisikan ke kapal sesaat sebelum kebakaran itu terjadi. Dari hasil investigasi awal sesaat setelah kejadian dua hari lalu, kemungkinan besar tangki berisi BBM yang ada di SPBB itu tidak meledak. Dengan begitu, sebagian minyak yang ada masih bisa diselamatnya.
“Jadi, yang terbakar itu hanya pontonnya, sama kapalnya,” ungkap Roby. Namun, untuk kepastiannya, Pertamina masih menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian. Untuk diketahui, di wilayah Palembang saat ini ada lima SPBB terapung.
Mengantisipasi terjadinya insiden seperti di SPBB terapung Mariana, sebenarnya Pertamina selalu melakukan sosialisasi dan pelatihan. Khususnya kepada petugas SPBU, juga SPBB. “Materi yang diberikan sesuai standar operasi prosedur (SOP) HSSE,” bebernya.
Termasuk juga mengecek kondisi sarana dan prasarana (sarpras) yang ada pada SPBU maupun SPBB. Juga mengajarkan bagaimana cara mengisikan BBM yang aman pada kendaraan konsumen. Namun diakuinya, kejadian di SPBB terapung Mariana agak berbeda.