Balitbangtan Siapkan Padi Hemat Pupuk Fosfat 50 Persen
Pupuk P (SP36) di tingkat eceran (nonsubsidi) mencapai Rp 250.000 per zak kemasan 50 kg. Pupuk SP36 yang disubsidi mencapai Rp 100.000 per zak. Bandingkan dengan pupuk urea yang hanya Rp 90.000 per zak (harga subsidi). Ketergantungan pada impor tidak sehat bagi perkenomian.
Kekurangan unsur P pada padi akan menyebabkan pertumbuhan perakaran dan tanaman terhambat, jumlah anakan berkurang, lebar daun berkurang, produk asimilat berkurang, waktu berbunga lebih lambat, banyak gabah hampa, dan penurunan jumlah gabah per malai. BB Biogen sendiri telah merintis kegiatan pemuliaan dengan marka molekuler ini dengan memasukkan segmen gen P uptake 1 (Pup1) ke dalam padi Indonesia.
Dengan penambahan segmen Pup1 ini diharapkan P yang sebetulnya sudah ada di dalam tanah menjadi bisa dimanfaatkan tanaman sehingga tambahan pupuk P dari luar bisa ditekan serendah mungkin.
Pup1 merupakan daerah di dalam kromosom padi yang disinyalir mengatur perkembangan akar yang jauh lebih baik pada tanah dengan kondisi tanah yang kurang P. Daerah ini diketahui terdapat pada padi Kasalath (dari India) dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber gen.
Padi Kasalath merupakan padi lahan kering yang tahan kering, tapi sayangnya tidak toleran terhadap keracunan aluminium dan tidak tahan terhadap serangan blas. Daerah Pup1 ini sudah diteliti sejak tahun 1998 oleh Dr. Matthias Wissuwa (Peneliti JIRCAS, Jepang) dan sekarang sedang dilakukan pemindahan segmen tersebut ke dalam padi budidaya kita.
Balitbangtan melalui BB-Biogen atas dukungan IRRI sedang mengembangkan padi-padi Pup1 tersebut. IRRI berkonsentrasi dengan padi sawah, sedangkan Indonesia berkonsentrasi pada padi gogo.
Seluruh proses pemindahan segmen tersebut dilakukan dengan persilangan biasa, sedangkan seleksinya dibantu dengan marka molekuler (marka foreground, recombinant, dan background).
Seleksi menggunakan marka molekuler ini sudah lazim dilakukan di dalam pemuliaan tanaman, karena tidak berbahaya bagi makhluk hidup dan produk yang dihasilkan bisa langsung dipakai oleh pengguna tanpa melewati prosedur pengujian yang rumit seperti pada tanaman transgenik.
Di IRRI sendiri segmen Pup1 dimasukkan ke dalam padi IR64 dan IR74 sebagai tetua betina, sedangkan sebagai tetua donor adalah Kasalath dan NIL-14-4, dan di Indonesia segmen Pup1 dimasukkan ke dalam padi Dodokan, Situ Bagendit, dan Batur sebagai tetua betina sedangkan sebagai tetua donor adalah Kasalath dan NIL-C443. Varietas-varietas padi tersebut sudah dikenal baik oleh petani, sehingga diharapkan begitu galur-galur tersebut dilepas petani sudah siap menerimanya.
Dengan menggunakan marka molekuler ini proses persilangan menjadi lebih singkat. Biasanya, untuk mendapatkan galur-galur yang homogen diperlukan persilangan sampai BC5 atau BC6, sedangkan dengan teknologi marka ini persilangan cukup hanya sampai BC2 atau BC3 saja dengan hasil yang akurat. Teknologi marka molekuler juga memberikan kepastian keberadaan segmen gen yang diinginkan. Namun, untuk mendapatkan galur-galur yang sesuai dengan keinginan petani masih diperlukan ketajaman insting dari pemulia/penelitinya.