Bang Reza Soal Sabu-Sabu 3,3 Kg: Peran Teddy Minahasa atau Dody Prawiranegara?
"Namun, sekali lagi, itu pengakuan DP. Dan pengakuan adalah benda yang paling potensial merusak proses hukum. Jadi, mari kita pakai matematika sederhana saja. Sumber datanya bukan pengakuan yang mengandalkan daya ingat, melainkan pesan WA Kapolres Bukittingi (DP) kepada Kapolda Sumatera Barat (TM)," kata dia, menekankan.
Rinciannya adalah penangkapan di Padang Dua sebanyak 3 kg, Lapas Pariaman 4 kg, rumah Fadhil 36 kg, dan Jalu 1,5 kg. Jadi, total sabu yang diamankan sesungguhnya adalah 44,5 kg. "Ini bisa dicatat sebagai prestasi Dody," cetus Reza yang pernah bekerja pada proyek United Office on Drugs and Crime (UNODC).
Sayangnya, lanjut Reza, kemudian terjadi perkembangan yang sungguh tidak wajar dan mencurigakan. Yaitu, seluruh sabu yang dilaporkan oleh Dody ke Teddy hanya 39,5 kg.
"Berarti ada selisih dengan berat aktual sabu yang diamankan dengan berat sabu yang dilaporkan sebesar 5 kg," hitung Reza.
Dari total sabu 39,5 kg yang dilaporkan tersebut, yang dimusnahkan sebanyak 35 kg. Berita Acara Pemusnahan ditandatangani oleh Kapolres Bukittinggi, Kajari Agam dan Kajari Bukittinggi, Ketua Pengadilan Negeri Lubuk Basung, tersangka M. Fadhil dan Roni Eka Saputra, serta penasihat hukum mereka.
Setelah pemusnahan 35 kg sabu tersebut, tersisa 4,5 kg (39,5 kg dikurang 35 kg) yang lantas diserahkan kepada Kejari Agam serta Kejari Bukittinggi sebagai barang bukti di persidangan dan sampel uji laboratorium.
Dengan demikian, terbukti bahwa sabu seberat 39,5 kg telah lengkap, yaitu berasal dari 35 kg (dimusnahkan) dan 4,5 kg (diserahkan ke Kejari).
"Tapi jangan lupa, sekali lagi, ada 5 kg sabu yang --secara aneh dan mencurigakan--raib dari laporan DP. Di manakah sabu yang tidak dilaporkan DP seberat 5 kg itu?" tanyanya.