Banyak Pengungsi Gempa Sulbar Menolak Tes Covid-19, Kepala Dinas Kecewa
jpnn.com, MAMUJU - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Alief Satria mengaku kecewa lantaran mayoritas pengungsi pascagempa menolak untuk melakukan rapid maupun swab test guna memetakan penyebaran Covid-19.
Terlebih lagi, kata Alief, penolakan tidak hanya dilakukan warga tetapi juga oleh para tokoh masyarakat.
“Resistensi bukan hanya di kalangan masyarakat, tetapi di kalangan tokoh masyarakat, sementara korbannya ada di mana-mana," ungkap Alief dalam rapat bersama gubernur Sulbar dan perwakilan pemerintah kecamatan dan desa di kompleks Kantor Gubernur, Sabtu (23/1).
Alief membeberkan bahwa resistensi terhadap pelaksanaan rapid test maupun swab test di lokasi pengungsian disampaikan pengungsi dengan berbagai alasan.
Kondisi itu diakui Alief membuat tim medis kesulitan untuk memetakan penyebaran virus Corona di tempat-tempat pengungsian bencana.
Di sisi lain, Dinkes Sulbar juga telah meminta penambahan tempat-tempat karantina bagi masyarakat yang menunjukkan gejala maupun terkonfirmasi positif guna mengantisipasi terjadinya kasus-kasus baru.
"Karena protokol kesehatan selama pascagempa tidak disiplin," ungkap Alief.
Dinkes Sulbar sendiri telah menambah jumlah alat rapid test antigen maupun swab test pascagempa Sulbar. Termasuk bantuan dari labkesda untuk mengoptimalkan sumber daya.