Belajar Menanggapi Ancaman Perubahan Iklim dari Keluarga Migran di Australia
![Belajar Menanggapi Ancaman Perubahan Iklim dari Keluarga Migran di Australia Belajar Menanggapi Ancaman Perubahan Iklim dari Keluarga Migran di Australia - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/normal/2021/07/21/belajar-menanggapi-ancaman-perubahan-iklim-dari-keluarga-mig-z5kp.jpg)
Juru bicara tersebut juga mengutip data Bloomberg yang mengatakan Australia sudah berinvestasi hingga AU$7,7 miliar untuk proyek energi berkesinambungan, yang melebihi Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang.
Emisi yang dihasilkan Australia mencapai puncaknya di tahun 2007 dan berkurang dengan pajak karbon yang digagas Partai Buruh yang berkuasa, tapi kemudian dihapuskan di era Perdana Menteri Tony Abbott.
Sejak 2015, total emisi Australia telah meningkat dan tahun lalu proyeksi yang dilakukan Pemerintah Australia sendiri menemukan jika mereka tidak akan memenuhi pengurangan emisi di tahun 2030 nanti.
Untuk memenuhi target, Pemerintah Australia kini berencana untuk menggunakan kredit dari skema Kyoto yang diadaptasi di tahun 1997, artinya Australia hanya bisa mengurangi emisi hingga 16 persen di tahun 2030.
Tak ada negara lain yang menggunakan sistem kredit dari Kyoto dan ini tidak diakui juga dalam Perjanjian Paris.
Bagi aktivis lingkungan seperti Manjot, pemerintah "tidak boleh melepaskan diri dari tanggung jawab" dalam hal pengurangan emisi.
"Bukan jadi tanggung jawab keluarga saya untuk melakukan apa yang harusnya dilakukan," ujarnya.
"Kalau warga yang diminta tanggung jawab itu adalah semua narasi Eurosentris yang membebaskan perusahaan bakar fosil dan pemerintah dari tanggung jawab mereka."