Berawal dari Mimpi, Alfian dan Rika Mengucap Syahadat, jadi Mualaf
”Banyak lagi yang harus saya lakukan. Mohon bimbingan dan dukungannya semua hati ini tetap kokoh hingga ajal menjemput .Yakni dalam agama Islam apapun keadaan dan kondisinya,” tutur pria berprofesi sebagai buruh bangunan itu.
Sementara itu, Rika Liwati menyebutkan sebelum memutuskan dan sepakat bersama sang suami memeluk Islam dan menjadi mualaf, dirinya selalu bermimpi bertemu pria bersurban putih dan membukakan pintu. Dengan pandangan indah dan penuh taman bunga.
”Iya saya bermimpi, mampi itu sangat indah dan sulit untuk dikatakan. Ada taman dan seseorang menuntun ke sesuatu lebih baik. Saya masuk Islam ini karena hati dan memang sudah lama ingin,” ungkapnya.
Rika menerangkan, tak hanya bermimpi, dorongan lain juga berasal dari sang anak. Karena setiap kali berkunjung ke rumah orang lain. Anaknya selalu mengucapkan salam, walaupun masih terbata-bata.
”Anak saya ini selalu mengucapkan salam bila ke tempat orang lain. Nah itu salah satu faktornya, tapi intinya ini dari hati kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Ustaz Suyalin, selaku pembimbing mualaf mengatakan masyarakat berkewajiban menyantuni Alfian dan istri sampai dua tahun. Kemudian, harus dinikahkan ulang sesuai syariat Islam dan tata cara Islam.
”Sambil berjalan, kita bimbing mereka untuk menjalankan perintah dalam Islam. Salat walaupun belum hafal dan banyak bertanya tentang Islam, jangan malu bertanya,” tutupnya. (daq/dwi)