Berebut Tuah Minyak di Ratusan Sumur Tua, Diwarnai Aksi Tipu - Tipu
Jika Joko berani terbuka, Koordinator Perkumpulan Penambang Minyak Sumur Timba (PPMST) Desa Ledok Suprihantono malah menampiknya. Dia mengatakan, tidak ada praktik investasi bodong di wilayah Ledok. Apalagi sampai investor dibodohi dengan sumur yang diisi minyak.
”Di sini beda, Mas, dengan Kawengan (wilayah Blora lainnya, Red) yang menipu investor dengan menunjukkan video sumur yang keluar minyak. Tapi, itu bukan video sebenarnya, malah sumur yang lain,” dalihnya.
Suprihantono memastikan bahwa praktik nakal itu tidak ada. Dia yakin lantaran selama ini investor yang masuk ke Ledok harus melalui perkumpulan. Selaku perwakilan penambang di Ledok, dia akan menunjukkan sumur tua yang bagus kepada investor.
”Itu pun, jika ingin melakukan penambangan, tidak boleh ngebor sumur baru, tapi harus well service. Juga, itu harus mendapatkan izin dulu dari Pertamina,” jelasnya.
Di Ledok saat ini, di antara 227 sumur yang ada, 196 sumur minyak tua berizin. ”Tapi, yang beroperasi hanya 125,” terangnya.
Menurut Suprihantono, sumur-sumur itulah yang ditawarkan kepada investor. Jika investor sepakat, dijalin kerja sama. Sumur tersebut milik investor, tapi tenaga yang digunakan dalam pengelolaannya adalah penambang.
”Pembagian hasilnya tinggal kesepakatan berapa. Biasanya, penambang 30 persen dan investor 70 persen setelah dipotong pajak 25 persen,” bebernya.
Namun, Suprihantono mengakui bahwa bisnis minyak di sumur tua penuh spekulasi. Ketua Kelompok Penambang Sumur Tua Ledok Tarmadi pun mengakuinya. ”Bisnis itu tidak pasti. Di bisnis itu, tidak bisa selalu 1 + 2 = 3. Bisa juga 1 + 2 = 0,” paparnya.