Bisnis Kafe Bangkrut, Ivan Banting Setir ke Jahe Merah, Omzet Hingga Rp200 Juta per Bulan
Alhasil, Ivan merasa lebih percaya diri untuk memulai bisnisnya tersebut. Ivan akhirnya memutuskan untuk memberi nama produk barunya itu dengan nama Jahe Merah Cap Dua Cangkir.
Menurut Ivan, racikan dan cara pengolahan produk jahe merah bubuknya itu merupakan hasil upayanya sendiri setelah berkali-kali melakukan percobaan dengan belajar dari media sosial.
Ivan mengaku saat itu persaingan bisnis jahe merah memang sedang padat. Selain bisnis jahe yang baru bermunculan, pesaing bisnisnya itu pun merupakan para pebisnis lama di bidang jahe.
"Cuma saya enggak mau kalah, saya berani bandingkan kualitas dan rasanya. Minuman jahe merah ini saya racik sendiri, sampai menemukan komposisi yang pas baru saya berani jual ke pasaran," kata Ivan yang merupakan sarjana Manajemen Bisnis dari Universitas Jenderal Achmad Yani tersebut.
Setelah produknya itu dirasa sempurna, Ivan lalu mulai memasarkan produknya ke orang-orang disekitarnya. Kemudian ia pun mencoba untuk menjual dari pintu ke pintu masyarakat lainnya untuk mengenalkan produknya itu.
"Lalu menyebar dari mulut ke mulut, karena saya memang menyasar komunitas herbal terlebih dahulu," kata dia.
Ivan mulai menyempurnakan produknya tersebut untuk bisnis yang lebih menjanjikan. Mulai dari membangun pabrik kecil-kecilan, membangun kantor, menyiapkan strategi pasar, hingga mengajukan izin edarnya.
"Lalu setelah izin edar keluar, saya mulai melakukan penjualan secara daring, memasok juga ke apotek-apotek di kawasan Cimahi dan Bandung Barat. Paling jauh saya menjual ke Kalimantan dan Bali, dua daerah itu rutin pasti selalu ada pemesanan jahe merah setiap pekannya," kata Ivan.