Blast Furnace
Oleh: Dahlan IskanBujang berhasil membawa PT KS melakukan go public di tahun 2010.
Salah satu tujuan go public adalah mencari dana untuk membangun blast furnace yang besar.
Saat itu PT KS sudah memiliki pabrik peleburan baja. Tetapi belum dari hulu. Hanya bisa mengubah baja yang sudah jadi menjadi baja yang siap jual. Itu membuat produk PT KS kurang kompetitif di pasar. Bahan bakunya mahal.
Maka Fazwar memprogramkan membangun yang lebih hulu dari yang sudah ada. Yakni blast furnace. Yang bahan bakunya bisa dari besi tua. Lebih murah.
Belakangan saya dengar: waktu itu terjadi perbedaan pendapat. Pilihan satu: membangun blast furnace lengkap. Sampai bisa memproduksi bahan baja siap jual. Pilihan dua: cukup blast furnace saja. Memproduksi baja cair saja.
Pilihan satu bisa membuat keseluruhan proses produksi lebih efisien. Blast furnace-nya langsung nyambung ke proses produksi berikutnya. Baja cair dari blast furnace langsung masuk cetakan bahan siap jual.
Tentu harga proyeknya lebih mahal. Belum tentu uang yang disiapkan cukup. Kelemahannya: pabrik yang sudah ada untuk apa.
Kelemahan pilihan kedua: baja cair itu harus dikirim ke pabrik yang lebih hilir. Harus ada transportasi baja cair yang sangat panas ke pabrik yang akan mencetaknya.