Branding Jadi Jurus Andalan Prof Zudan dalam Membangun Ekonomi Sulbar
Sulbar termasuk salah satu daerah dengan ketersediaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, dari yang terkubur di dalam tanah ataupun laut hingga yang tumbuh dan berbuah di atasnya.
Cokelat kopi, kelapa, cengkeh, emas, batu bara, dan minyak bumi, misalnya.
Sulbar juga memiliki aneka ragam kuliner khas, seperti jepa, golla kambu, sambusa, kue bikang, loka sattai, kue paso, kue kui-kui, pupu, kambeong, gogos kambu, lokasari, dan penja.
Zudan hingga kini masih terus menggali apa yang layak untuk diusung sebagai ikon Sulbar.
Para ASN pemerintah provinsi (pemprov) pun dipancingnya agar aktif mengusulkan berbagai produk khas berikut profilnya sehingga bisa mengangkat pamor daerah.
Dia tak asal dalam menentukan. Sebab, mempunyai efek berganda (multiplier effect).
Zudan mencontohkannya dengan Kabupaten Sleman, DIY, yang terkenal karena menjadi daerah penghasil salak pondoh. "Bali punya salak bali, tapi sekarang kalah dengan salak pondoh."
"Yang kuat sekali branding-nya Palembang, pempek. Jambi-Bangka Belitung ada, tetapi (orang tahunya) pempek dari Palembang, ya. Itu pemdanya menyediakan produknya dan itu diteruskan. itu harus dibangun, harus by design, enggak bisa dibiarkan," sambungnya.