Bu Risma Lagi
Oleh: Dhimam Abror DjuraidRisma benar-benar menjadi anak kesayangan Mega. Ketika masa jabatan Risma habis--dan kebetulan ada lowongan menteri sosial setelah Juliari Batubara ditangkap KPK--Risma langsung mendapat reward menjadi menteri sosial.
Risma adalah menteri yang di-handpicked langsung oleh Mega. Ia kader perempuan yang langka, kalau tidak satu-satunya di PDIP. Proyeksinya cukup panjang ke depan. Mungkin Risma dipersiapkan untuk mengisi kursi gubernur DKI. Atau, mungkin, Risma diproyeksikan ke pilpres 2024.
Kursi gubernur DKI akan lowong ditinggalkan Anies Baswedan tahun depan. Presiden Jokowi akan punya kewenangan penuh untuk ‘’handpick’’ pelaksana tugas gubernur sampai 2024. Risma punya peluang besar untuk dicomot sebagai gubernur ad interim, sekaligus mempersiapkan diri untuk berkontestasi pada 2024.
Risma menjadi jago yang dielus-elus dan digadang-gadang PDIP.
Namun, beberapa insiden kegagalan Risma dalam melakukan 'anger management' bisa menjadi problem serius. PDIP pasti mencatat kelemahan Risma ini. Sikap emosionalnya yang tidak terkendali ini bisa memberi damage (kerusakan) terhadap reputasi pribadi dan partainya.
Risma juga bukan seorang pemain tim yang baik. Rekam jejaknya selama sepuluh tahun di Surabaya menunjukkan bahwa Risma adalah solo player, pemain tunggal yang lebih suka bermain ‘’one person show’’.
Pada masa pertama kepemimpinannya, Risma sudah berseteru dengan Bambang DH, mantan wali kota yang rela turun kelas menjadi wakil wali kota mendampingi Risma. Bambang hanya bertahan setahun saja dan memilih mundur.
Pada periode kedua Risma didampingi oleh Whisnu Sakti Buana sebagai wakil wali kota. Selama mendampingi Risma nama Whisnu nyaris tidak terdengar. Ia selalu berada di sideline, garis pinggir, tanpa peran yang berarti.