Budi Legowo UNS: Metode Simulasi Cocok untuk Integrasi Kurikulum Pengurangan Risiko Bencana
Pada kegiatan P2M tersebut, juga dilakukan simulasi melibatkan seluruh siswa SDN 1 dan SDN 3 Sambongbangi.
Dengan mempertimbangakan potensi bencana di wilayah Kecamatan kradenan, simulasi fokus pada PRB Kebakaran dan Gempa Bumi. Siswa dikenalkan sumber dan perilaku siap bencana secara langsung dengan strategi pembelajaran demonstrasi dan simulasi.
“Strategi demonstrasi dan simulasi bertujuan untuk mengajak siswa mlakukan sendiri langkah pencegahan dan penanganan bencana,” terang Budi Legowo.
Demonstrasi pencegahan dan pengurangan resiko bencana difokuskan pada peningkatan keterampilan siswa daam menghadapi kebakaran dan gempa bumi. Disimulasikan keadaan baju siswa terbakar dengan melakukan tindakan yang benar yaitu menjatuhkan dan menggulingkan diri di tanah serta siswa yang lain menolong memadamkan.
Penanganan luka bakar secara mandiri dengan menyyram dengan air mengalir juga diajarkan pada siswa untuk mencegah tindakan salah yang sudah terlanjur menjadi kebiasaan masyarakat seperti mengoleskan pasta gigi, madu dan atau minyak goreng. Siswa secara bergantian berpasangan melatih pengurangan risiko kebakaran selama pendampingan simulasi dan demonstrasi oleh guru kelas masing-masing.
Pengurangan risiko bencana gempa bumi disiulasikan dengan menghafal gerak dan lagu SIAGA GEMPA. Siswa diminta melakukan gerakan sesuai dengan syair lagu yang dinyanyikan. Lagu dengan lirik sederhana dan mudah dihafal bertujuan untuk menanamkan kemapuan siaga bencana sebagai bagian ingatan panjang yang sewaktu-waktu bisa dibangkitkan sesuai kebutuhan.
Dengan mengulang gerak dan lagu yang diajarkan siswa diharapkan dapat melakukan gerakan secara reflek jika terjadi bencana gempa bumi. Mengingat gempa bumi tidak pernah bisa diperediksi dengan pasti kapan akan terjadi. Syair lagu SIAGA GEMPA adalah sebagai berikut:
“Kalau ada gempa lindungi kepala
Kalau ada gempa jauh dari kaca
Kalau ada gempa sembunyi bawah meja
Kalau sudah reda lari ke tempat terbuka”