Bupati Karolin Meradang Saat Kadis Telat Buat Laporan
“Jangan sampai menambah beban masyarakat, kita bantu masyarakat kita. Jelaskan kepada mereka seperti ini, ini dan ini penyebabnya. Orang tua yang punya anak disekolah, lihat kondisi sekolahnya. Bantu juga mereka jelaskan. Anak-anak kita diajarkan melakukan kegiatan gotong royong bersih-bersih tidak ada istilah tidak sempat. Ini urusan nyawa,” harapnya.
Mantan Anggota DPR RI itu juga berharap agar masyarakat tidak mudah meyepelekan penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk Aedes Agyepty tersebut. oleh karena itu, tambah Karolin, dibutuhkan perhatian khusus dalam menangani dampak penyebaran penyakit berbahaya itu.
“Ditempat kita, saking seringnya demam berdarah terjadi dianggap seperti penyakit batuk, pilek dan sakit kepala. Itulah penyakit kita. anggap remeh. mulai saat ini stop anggap DBD itu penyakit yang sepele. Jangan, ini barang mematikan. Memang gejala awalnya hanya demam, tapi ketika sudah masuk pada tahap Preshock dan Shock itu sulit untuk diselamatkan,” tuturnya.
Selain sebagai seorang pimpinan, Karolin yang juga sebagai ibu dari anak-anaknya tentu memiliki kekhawatiran yang sama seperti orang tua lainnya. Sekolah sebagai salah satu tempat bagi anak-anak menghabiskan waktu untuk belajar juga harus mendapat perhatian. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan menerapkan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) harus terus digalakkan.
Karolin juga meminta kepada seluruh abdi masyarakat pada bidang kesehatan di Kabupaten Landak untuk lebih berempati terhadap korban DBD serta responsif terhadap perkembangan kasus DBD yang terjadi disekitar wilayah kerjanya.
“Anda semua punya keluarga, punya anak. Bayangkan kalau itu keluarga kita. ketika kita harus kehilangan anak, ini sesuatu yang amat sangat berat, trauma luar biasa bagi orang tua. Kita orang tua seharusnya mati duluan dari pada anak kita. ketika kita sebagai orang tua harus menguburkan anak kita, apa rasanya,” tutur Karolin.(fri/jpnn)