Butet Suci
Oleh: Dahlan Iskan"Saya memang anak autis," katanya. "Saya dianggap tidak punya sopan santun dan tidak punya tenggang rasa. Kalau bicara apa adanya. Apa pun yang ingin saya katakan langsung saya ucapkan. Sering menyakitkan orang lain," kata Ryu.
"Kapan Anda berubah menjadi ''dewasa'' normal?" tanya saya.
"Setelah saya mempelajari neuroscience. Saya jadi tahu cara kerja saraf di otak," katanya.
"Hah?"
"Tidak mengatakan semua yang ingin dikatakan, itu adalah yang melahirkan kerja sama," katanya.
Wow.
Dengan menyimpan sebagian yang ingin dikatakan membuat orang lain bisa menerimanya. Lalu terjadilah kerja sama.
Anak autis tidak bisa menyimpan apa yang ingin ia katakan atau yang ingin ia lakukan.
Pembicaraan saya terputus. Ada telepon masuk ke HP-nya. Wajah Ryu berubah menjadi serius.