Calon Kubu Agung tak Bisa Diutak-atik
jpnn.com - JAKARTA - Partai Golkar kubu Agung Laksono tampaknya sedang bermain politik tingkat tinggi. Ini terlihat dari pernyataan Juru Bicara kubu Agung, Leo Nababan, yang justru membantah keras omongan rekan sekubunya, Yorrys Raweyai.
Yorrys yang juga waketum DPP Golkar kubu Agung itu sebelumnya menyatakan kedua kubu sudah menyepakati calon kepala daerah di hampir seluruh daerah. Sisanya, sekitar 10 persen akan ditentukan lewat jalan survei karena masih ada perbedaan.
Menurut Leo, pernyataan Yorrys itu tidak benar. Bagi Leo, apa yang diomongkan Yorrys itu hanya bagian dari proses lobi-lobi politik, yang kekuatan hukumnya jauh di bawah undang-undang.
"Ini negara, bukan diatur sukanya orang per orang. Tidak bisa menabrak undang-undang. Hanya yang punya SK yang berhak mengajukan calon. Jadi, saya tegaskan, calon yang sudah kami tetapkan, tidak bisa diutak-atik lagi. Kami yang pegang SK Menkumham, yang diperkuat dengan putusan PTTUN Jakarta," ujar Leo Nababan kepada JPNN kemarin (20/7).
Lebih lanjut, Leo juga menolak ketentuan di Peraturan KPU (PKPU) Nomor 12 Tahun 2015 tentang pencalonan, yang membolehkan kedua kubu mengajukan calon, asalkan nama yang dicalonkan sama. Menurut Leo, ketentuan itu tidak sesuai dengan UU pilkada.
Namun demikian, Leo tidak mempersoalkan jika kubu Aburizal Bakrie ikut mengusung seluruh calon yang sudah ditetapkan kubu Agung. Hanya saja, yang meneken penetapan calon dan pendaftarannya ke KPU tetap saja Agung Laksono dan sekjennya, Zainuddin Amali.
"Jadi tidak perlu dua kubu ikut meneken. Tetap harus Agung dan Zainuddin Amali yang tanda tangan. Kalau kubu sana (kubu Ical, red) mau ikut meneken pencalonan 100 nama-nama yang kami calonkan, ya silakan, tapi hanya dijadikan lampiran saja," cetus orang dekat Agung Laksono itu, sembari tertawa ngakak.
Leo mengatakan, jika kubu Ical menyatakan nama-nama yang akan dicalonkan hasil kesepakatan bersama kedua kubu, itu hanya bentuk akal-akalan saja. "Itu hanya akal-akalan, untuk menutupi malu karena tidak mungkin mereka bisa mengajukan calon. Dan kami tidak mau dibodoh-bodohin. Mereka sudah mengatakan kami ini abal-abal, padahal mereka yang abal-abal," kata Leo, lagi-lagi sambil tertawa.