Cerita Kolonel Nalendra, Anggota Tim Dokter Ahli Presiden Jokowi
Jaga Kesehatan Presiden Sama dengan Jaga NegaraPemilihan anggota berdasar pada keputusan presiden (keppres) dan di bawah tanggung jawab sekretaris negara. Saat ini ketua tim adalah Prof dr Azis dan sekretarisnya, Dr drg Seno. Anggota tim ahli berjumlah 35 orang, sedangkan dokter pribadi presiden dan wakil presiden hanya lima orang.
Nalendra mengungkapkan, tim ahli tidak hanya menangani presiden yang sedang menjabat, tapi juga mantan presiden beserta istri. Mereka juga mendampingi presiden saat berkunjung ke luar negeri. Nalendra menyatakan bangga bisa mengemban tugas itu. ”Saya anggap sebagai ibadah. Alhamdulillah jadi banyak teman,” ujarnya.
Dokter dengan dua anak tersebut menambahkan, salah satu tugasnya adalah menyiapkan fasilitas emergency di setiap lokasi kunjungan presiden. Hal tersebut dilakukan sebelum presiden tiba. Artinya, dalam setiap kunjungan presiden, Nalendra harus berangkat lebih dahulu. Biasanya dia tiba sehari sebelumnya.
Saat Jokowi berkunjung ke Papua pada 8–9 Mei, Nalendra harus sudah berada di sana pada 6 Mei. Tanpa sempat tidur pulas, dia harus mengecek hotel tempat menginap dan kesiapan tim kesehatan. Nalendra juga menyiapkan rumah sakit rujukan jika terjadi hal emergency.
Institusi kesehatan yang dipilih harus memiliki peralatan lengkap. Namun, itu bergantung pada daerahnya. Jika sangat terpencil, tim ahli akan berusaha memaksimalkan fasilitas yang ada. Contohnya, di Lombok yang hanya memiliki RS tipe C. Lantaran tidak layak evakuasi darat, tim dokter pun menyiapkan helikopter. Kalau kunjungan ke gunung, dokter membuat ICU mini. ”Kami harus mengetahui medannya. Rumah sakitnya dipilih karena kalau terjadi apa-apa, yang dihujat rakyat Indonesia ya kami,” ujar alumnus FK Unair angkatan 1982 itu.
Untuk di Jawa Timur, rumah sakit rujukannya adalah RSAL dr Ramelan. Tim yang dilibatkan termasuk dari RSAL dr Soetomo dan Dinkes Jatim. Selama perjalanan protokoler yang mengiringi presiden menuju lokasi kunjungan, ada ambulans lengkap dengan dokter pribadi yang menyertai.
Nalendra mengatakan telah mendampingi Jokowi ke banyak tempat. Namun, dia tidak mau ditugasi ke luar negeri. Alasannya, dia tidak bisa meninggalkan Surabaya dalam waktu lama. Dia memiliki tugas yang tak kecil di RSAL dr Ramelan.
Dalam sebulan, Nalendra setidaknya tiga kali mendampingi presiden. Setiap kali pendampingan bisa sampai empat hari. ”Tugas banyak dan cukup menyita waktu. Tapi, rasanya senang,” ungkapnya.