Cinta & Dudung
Oleh: Dhimam Abror DjuraidTidak ada ungkapan-ungkapan cadel yang biasa dipamerkan di berbagai acara infotainment. Cinta berusaha berbicara dengan bahasa Indonesia yang benar, dan ternyata bisa, meskipun itu dilakukannya dengan membaca teks.
Beberapa ungkapan bahasa Inggris, tentu masih muncul dari Cinta. Ketika mengutip filosof Prancis Rene Descartes, Cinta memakai bahasa Inggris. ‘’Man is finite and god is infinite,’’ kata Cinta menirukan Descartes.
Apakah Cinta tahu dan paham mengenai Descartes? Mungkin saja. Atau setidaknya begitu menurut pengakuannya. Di awal pidato Cinta bercerita bahwa dia berkuliah di jurusan psikologi dan sastra Jerman dan juga belajar filsafat. Karena itu mungkin dia pernah membaca Descartes.
Descartes adalah filsuf yang banyak dikenal karena ungkapannya ‘’Cogito ergo sum’’. Ungakapan itu diterjemahkan dalam bahasa Inggris ‘’I think therefore I am’’, atau ‘’You are what you think’’. Dalam bahasa Indonesia, ‘’Saya berpikir karena itu saya ada’’. Eksistensi manusia ditentukan oleh pikirannya. Kira-kira begitu inti pemikiran Descartes.
Ungkapan Descartes ini banyak dipelesetkan menjadi ungkapan yang lucu. Banyak iklan produk yang memakai ungkapan itu sebagai bahan promosi. Produk garmen akan membuat ungkapan ‘’You are what you wear’’ (eksistensimu tergantung pakaianmu).
Produk otomotif membuat promosi ‘’You are what you drive’’ (eksistensimu tergantung mobilmu). Produk kuliner membuat materi promo ‘’You are what you eat’’ (eksistensimu tergantung apa yang kamu makan).
Kalau dipelesetkan untuk promosi Cinta Laura mungkin akan menjadi ‘’You are what you speak’’, eksistensimu tergantung aksenmu. Karena itu Cinta kemudian menjadikan aksennya menjadi modal untuk membangun eksistensi dan ketenaran.
Namun, Cinta bukan sedang berpromosi. Dia bicara serius mengenai pluralisme agama. Banyak netizen yang mengaku terkesan.