Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Debat soal Capres Berujung Pengeroyokan

Senin, 16 Juni 2014 – 07:43 WIB
Debat soal Capres Berujung Pengeroyokan - JPNN.COM

Pada kesempatan itu, Altur mengimbau, seluruh masyarakat sama-sama menjaga kekondusifan pada tahun politik ini. Dia berharap, agar perdebatan soal pilpres jangan sampai berujung bentrok dan perkelahian.

“Mari sama-sama dewasa dalam menghadapi tahun politik ini, mari kita jaga kekondusifan. Jangan sampai terjadi bentrok dan perkelahian,” ujar perwira dengan pangkat balok tiga emas di pundaknya ini.

Kejadian itu mendapat resspon dari  sejumlah petinggi parpol di Siantar-Simalungun. Salah satunya Ketua DPC PDI-P Simalungun Suriadi.

Sebagai pimpinan partai politik, ia sepakat dengan perdebatan, namun jangan sampai perpecahan apalagi pemukulan.

“Semua elemen harus sadar dan apa yang terjadi atas kejadian tersebut dapat memicu kejadian yang lebih besar. Dengan begitu saya mengimbau simpatisan kedua capres agar tidak melakukan tindakan yang melanggar peraturan dan mengedepankan etika dan moral,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Mondan Purba, Ketua DPC PKB Simalungun. Ia mengatakan, dalam perdebatan setiap orang harus sportif tanpa harus kontak fisik. “Jangan berbuat seperti itu dan siapa saja yang menang harus terima karena itu adalah keputusan demokrasi,” katanya.

Ketua DPC Partai Hanura Simalungun Agus Salim berpendapat serupa. Dia berharap agar kedua belah pihak menghindari perselisihan. Menurutnya, perdebatan sebaiknya jangan dalam kondisi dipengaruhi alkohol karena dapat memicu hal yang tidak diinginkan. “Berdebat sah-sah saja, tapi jangan sampai ada tindakan kekerasan. Sebaiknya jangan berdebat saat mabuk karena dapat memicu tindakan yang tidak diinginkan,” saran Agus.

Mansur Panggabaen, Ketua Bidang Saksi dan Hukum Koalisi Partai Pemenangan Prabowo Simalungun, mengimbau seluruh simpatisan Prabowo agar tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum demi menjunjung tinggi demokrasi.

SIANTAR - Naas dialami Andi (21). Pemuda yang pernah kuliah di salah satu universitas ternama di Kota Pematangsiantar ini menjadi jadi korban pengeroyokan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close