Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Di Depan Moeldoko, Dirjen SDID Pamer Punya Tim Kopassus

Selasa, 15 Oktober 2019 – 22:18 WIB
Di Depan Moeldoko, Dirjen SDID Pamer Punya Tim Kopassus - JPNN.COM
Kepala KSP Jenderal Purn TNI Moeldoko diapit Menristekdikti Mohamad Nasir dan Dirjen SDID Ali Ghufron Mukti. Foto: Mesya/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) jadi program unggulan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam menciptakan SDM unggul. Program yang diinisiasi Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) sejak 2013 tersebut mampu menghasilkan Doktor di usia muda.

Dirjen SDID, Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, jumlah Doktor di Indonesia masih minim. Hingga saat ini baru 39 ribu Doktor. Dengan adanya program PMDSU bisa menambah jumlah Doktor. Bahkan sejak program ini digulirkan, sudah 600 publikasi jurnal internasional bereputasi yang dihasilkan mahasiwa PMDSU.

Menurut Ghufron, para mahasiswa PMDSU ini sudah masuk manajemen talenta. Yang menarik biaya untuk meraih Doktor ini hanya sepertiga dibandingkan biaya sekolah ke luar negeri. Intinya biayanya hanya Rp 280 juta atau Rp 38 juta per orang. 

"Intinya ini adalah manajemen talenta, tim khusus semacam "kopassus" ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Mereka ini para calon dosen dan peneliti yang hebat-hebat. Mereka harus mendapatkan treatment khusus juga. Makanya butuh arahan Pak Moeldoko," kata Ghufron saat memberikan laporan dalam Anjangsana Mahasiswa PMDSU Batch III yang dihadiri Menristekdikti Mohamad Nasir dan Kepala KSP Jenderal Purn TNI Moeldoko, di Jakarta, Selasa (15/10).

Pada kesempatan tersebut, Moeldoko mengungkapkan, dalam memperkuat manajemen talenta,

Anak-anak Indonesia yang hebat-hebat akan di-boarding-kan ke Puspitek sebagai sarana  mereka belajar selama dua tahun. Tugasnya hanya riset dan riset, nanti dikawal oleh profesor dari Amerika selama dua tahun. 

"Setelah dua tahun selesai, anak-anak itu kami kirim ke perguruan tinggi top di Amerika atau Eropa. Itulah kira-kira kopassusnya intelektual Indonesia. Meriset-meriset sehingga menjadi sebuah kekuatan bagi perguruan tinggi dan teknologi," tegasnya.

Ditambahkan Nasir, program ini akan jalan tahun depan. Tahap pertama direkrut 100 mahasiwa S3 atau lulusan S2. Selanjutnya meningkat menjadi 200 orang.

Program PMDSU yang diinisiasi Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) sejak 2013 tersebut mampu menghasilkan Doktor di usia muda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News