Ditunggangi Kepentingan Farmasi Asing
Rabu, 09 Juni 2010 – 07:24 WIB
Disisi lain, Budayawan Muhamad Sobary mengajak masyarakat melawan kampanye anti rokok dengan gigih. Perlawanan ini harus dilakukan karena kampanye rokok yang ada saat ini ujung-ujungnya adalah kolonialisme ekonomi. Bangsa lain tidak puas melihat kemandirian ekonomi Indonesia selepas penjajahan. "Saya sejak kecil tidak merokok tapi membela petani tembakau. Karenanya, masyarakat harus melawan meskipun itu kecil-kecil tapi konstan. Jangan hanya mengandalkan pemerintah yang lemah. Contohlah Prita," ujarnya.
Sobary juga mengharapkan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) mengambil peran memperjuangkan kepentingan masyarakat yang lemah dan tertindas.
Sementara itu, Pengamat Prakarsa Bebas Tembakau, Gabriel Mahal mengatakan agenda golbal pengontrolan atas tembakau terdapat kepentingan besar dari bisnis perdagangan obat-obatan yang dikenal sebagai Nicotine Replacement Therapy (NTR). ”Sangat kuat indikasinya. Dibalik kepentingan kesehatan publik ada motif kepentingan bisnis perdagangan produk NRT tersebut,” ujarnya. (Esy/JPNN)