DPP GMNI Hasil Kongres Ambon Resmi Dikukuhkan, Ini Nama-nama Pengurusnya
jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) resmi dikukuhkan dalam suatu upacara yang berlangsung di Aula Stovia, Museum Kebangkitan Nasional, Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020). Acara pengukuhan tersebut mengangkat tema tema The Rediscovery of Our Revolution: Reposisi Organisasi, Aktualisasi Ideologi.
Sejumlah tokoh hadir dalam acara pengukuhan tersebut, di antaranya Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah, Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Kombes Pol Hirbak Wahyu Setiawan, Staf Khusus Menteri Bidang Regulasi, Mitra Kelembagaan dan Kebijakan Publik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dodik Pranata Wijaya dan Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Juri Ardiantoro.
Selain itu, hadir juga Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Hardhly Stefano Pariela, dan Mantan Presidium GMNI yang juga Sekretaris Anggota Wantimpres Jan Prince Permata. Juga hadir Ketum dan Sekjen GMNI Periode 2017-2019, Robaytullah dan Clance Teddy, perwakilan buruh, perwakilan tani, perwakilan nelayan, perwakilan pemerintahan, alumni GMNI dan kader GMNI.
Untuk diketahui, kepengurusan DPP GMNI yang dikukuhkan merupakan hasil Kongres XXI GMNI di Ambon, pada Desember 2019 lalu dengan kepemimpinan Arjuna P. Aldino dan M. Ageng Dendy sebagai ketua umum (ketum) dan sekretaris jenderal (sekjen).
"Akhirnya setelah sekian lama kita berdinamika di kongres Ambon, kepengurusan DPP GMNI 2019-2022 akhirnya resmi dikukuhkan. Prosesi pengukuhan ini adalah bagian dari perjalanan panjang perjuangan kita mempertahankan hak kita untuk menentukan nasib diri kita sendiri, hak kita sebagai putra-putri Bung Karno untuk mempertahankan perahu besar kaum nasionalis-marhaenis untuk terus eksis di tengah tantangan zaman yang semakin sulit," kata Ketum DPP GMNI Periode 2019-2022, Arjuna P. Aldino.
Langkah dan harapan kepemimpinan Arjuna-Dendy untuk GMNI, mampu menjawab tantangan zaman. Menerjemahkan perjuangan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan tetap berada pada jalur platform perjuangan kaum marhaenis.
"Kita perlu selangkah lebih maju dan keluar dari labirin konflik internal sehingga kita mampu membangun gerakan di tengah perubahan zaman yang sangat cepat. Kini kita hidup di era dimana semua aktivitas manusia diterjemahkan oleh algoritme. Saat ini kita tidak bisa melihat batas dan perbedaan antara fisik-biologis, proses kimiawi dan digital teknologi. Inilah era Revolusi Industri 4.0 dimana mesin digital teknologi mampu mendeteksi hal-hal yang sebelumnya tak mampu dideteksi," jelas Arjuna.