Duh Gawat, Begini Cara Kelompok Teroris Memanfaatkan Masa Pandemi Corona
jpnn.com, JAKARTA - Pandemi virus corona dapat dimanfaatkan kelompok teroris meningkatkan serangan dan merekrut anggota baru. Penyebabnya, banyak kegiatan masyarakat beralih ke dunia maya
Pengamat terorisme Noor Huda Ismail mengatakan, gerakan garis keras ISIS kian aktif menyebarkan seruan dan ajakan di Internet, khususnya ketika mereka kehilangan benteng pertahanan terakhir di Suriah.
Noor Huda memberi contoh ISIS sempat menyiarkan fatwa di dunia maya yang mendorong simpatisannya meningkatkan serangan teror selama pandemi.
"Ini sebetulnya fatwa yang disampaikan media mereka, An-Naba, artinya kabar berita. Intinya, saat negara-negara sibuk menghadapi pandemi, mari kita serang ramai-ramai. Ini fatwa yang di dunia global, ternyata digunakan kelompok yang ada di Indonesia," terang Noor Huda dalam seminar yang digelar Kementerian Luar Negeri, Jumat (8/5).
Dia menyebut Ali Kalora, merupakan salah satu warga Indonesia dan simpatisan IS yang mengikuti isi fatwa tersebut. Ali Kalora bersama kelompoknya, Mujahidin Indonesia Timur (MIT) diduga menyerang aparat keamanan di Poso, Sulawesi Tengah, pada April tahun ini. Dalam aksi itu, salah satu mantan narapidana terorisme, Ali alias Darwin Gobel diyakini ikut terlibat.
Ia berpendapat kelompok yang paling rentan disusupi seruan itu adalah mantan narapidana teroris. Selain itu, sekitar 13 persen dari mantan narapidana teroris juga ada yang kembali beraksi, tetapi tidak lagi di dalam negeri, melainkan ke luar negeri, misalnya jadi kombatan di Moro, Filipina dan Afghanistan, tambah dia.
Namun, temuan lain yang perlu jadi perhatian upaya rekrutmen anggota yang dilakukan narapidana terorisme ke tahanan lain selama di penjara.
"Ketika di penjara, kelompok teroris juga melakukan rekrutmen. Ini saya sebutnya teroris hybrid, contohnya Juher, mantan narapidana umum, jika tidak salah narkoba, ketika bebas dan kemarin tertangkap, ya memanfaatkan COVID-19 ini dan terlibat. Senjata-senjata melalui jaringan itu dia dapatkan. Artinya, ini jadi pekerjaan rumah bersama," jelas Noor Huda.