Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dukungan Hashtag

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 10 Februari 2020 – 11:11 WIB
 Dukungan Hashtag - JPNN.COM
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Padahal maksud pemerintah, bendera oranye itu untuk meningkatkan kewaspadaan. Agar bisa menambah kedisiplinan hidup bersih, memperbanyak cuci tangan, dan seterusnya. Bukan sebagai komando untuk menyerbu supermarket.

Pun kalau kelak pemerintah Indonesia menaikkan bendera oranye. Jangan panik. Jangan serbu supermarket. Jangan ulangi yang terjadi di Singapura.

Mudah-mudahan kita tidak punya bendera oranye. Ingat: ini lebih mirip flu daripada Jiwasraya.

Yang jelas kita bukan Wuhan. Saya sendiri menyukai Kota Wuhan. Apalagi di 'simpang tiga' pertemuan antara sungai Jialing dengan sungai Chang Jiang (Yangtze).

Ketika hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok masih putus saya sudah mendatangkan grup akrobat dari Wuhan. Sampai panitianya diinterogasi oleh Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) di Surabaya.

Namun kali ini saya ikut marah dengan apa yang terjadi di Wuhan. Seraya ikut bangga pada dokter Li Wenliang. Yang meninggal dunia Jumat lalu.

Kalau saja suara dokter itu didengar tidak akan sampai menjadi fatal seperti ini. Khususnya di Wuhan.

Dokter Li memang tergabung dalam anggota grup WeChat. Anggota grup WeChat itu terbatas para dokter di rumah sakit Palang Merah Wuhan.

Keterlambatan penanganan virus Wuhan adalah contoh sisi buruk dari sebuah sistem totaliter. Di sistem itu orang takut menyuarakan kebenaran. Apalagi membentuk pansus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close