Erdogan Gagal, Turki Terpaksa Lockdown Total
Turki sekarang menempati peringkat keempat untuk jumlah kasus baru per hari, di belakang Amerika Serikat, India, dan Brazil. Semua negara itu memiliki populasi yang jauh lebih besar ketimbang Turki.
Turki terakhir kali memberlakukan lockdown total di kota-kota besar pada Mei lalu. Bulan lalu, pemerintah sudah menerapkan jam malam di kota-kota yang paling parah terdampak wabah. Namun, langkah-langkah itu gagal menghentikan peningkatan kasus baru dan kematian.
Presiden Erdogan pada Senin (30/11) lalu mengumumkan pemberlakuan lockdown total untuk akhir pekan. Sedangkan di hari kerja hanya diberlakukan jam malam.
Dia mengatakan langkah-langkah melawan virus corona telah diambil dengan hati-hati untuk meminimalkan dampak terhadap ekonomi.
Karantina wilayah dan jam malam mengecualikan beberapa sektor, termasuk rantai pasokan dan produksi.
Ekonomi Turki mengalami kontraksi 9,9 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua karena pembatasan virus corona. Ekonomi Turki kembali pulih pada kuartal ketiga, tumbuh 6,7 persen setelah pembatasan dicabut.
Para ekonom memperkirakan langkah-langkah baru memiliki dampak yang lebih kecil pada pertumbuhan di kuartal terakhir daripada yang mereka lakukan di kuartal kedua.
Turki telah menandatangani kontrak untuk membeli 50 juta dosis vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech Ltd. Diharapkan untuk memulai vaksinasi bulan ini, dengan memprioritaskan petugas kesehatan. (ant/dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: