FK UHAMKA Bahas Covid-19 Bersama 4 Ahli dari Luar Negeri
Diperkirakan risiko tinggi untuk terjadinya sakit dan kematian perioperatif, mendapat tindakan umum yang menimbulkan aerosol.
“Dalam penanganan dan penanggulangan Covid 19 harus ada leader yang baik, tanpa leader yang baik sama seperti kapal tanpa kapten kapal. Di rumah sakit dilakukan pelatihan-pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi, juga memiliki SOP yang jelas,” saran Prof. Dato.
Profesor Kazutaka Aonuma yang merupakan dokter Spesialis Jantung dari Universitas Tsukuba Jepang memaparkan bahwa penyakit ini sangat berkorelasi dengan usia dan BMI setiap pasien.
BMI menekan kondisi fisik yang mendasarinya, termasuk komorbiditas seperti tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, Dislipidemia, Penyakit Kardiovaskular, dan lain-lain.
Pada obesitas, infeksi virus akan lebih serius. Prognosis pasien dapat dinilai dari faktor hiperkoagulasi yakni dari pemeriksaan D-dimer dan troponin dimana peningkatan dalam kedua hasil memberikan perkiraan kondisi pasien memburuk.
Sementara itu, Profesor Yashiro dari Jichi Medical University Jepang, ahli anatomi ini lebih khusus membahas efek Covid-19 dari perspektif tingkat sel.
Menurutnya banyaknya pasien yang telah terinfeksi tanpa gejala, menunjukkan gejala infeksi pernapasan atas. Ada pula pasien yang menunjukkan gejala sedang atau serius, sehingga timbul masalah terbesar bahwa banyak pasien yang jatuh dalam disfungsi pernapasan, terminal akhir kehidupan.
“Jenis sel yang jadi target virus Covid-19 adalah reseptor SARS-CoV-2 ACE2 yaitu gen yang distimulasi interferon dalam sel epitel saluran napas manusia,” jelasnya.
Hal ini dapat dideteksi pada subset sel spesifik di seluruh jaringan dan sel-sel target adalah sel-sel piala (mensekresi) saluran hidung, pneumosit Tipe II (sel alveolar tipe II, sel alveolar besar) di paru-paru, dan sel epitel serap (enterosit) di usus.