Game of Thrones dan Pesan Jokowi soal Kebersamaan Global
jpnn.com, BADUNG - Presiden Joko Widodo menyinggung masalah perekonomian global saat memberikan sambutan dalam sesi pleno Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). Menariknya, Presiden Ketujuh RI itu menggunakan kisah serial Game of Thrones untuk menggambarkan kondisi dunia saat ini yang diwarnai pertarungan antar-kekuatan yang bisa menimbulkan kerusakan.
Di depan peserta forum IMF-WB, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu mengatakan, saat ini terdapat banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia. Amerika Serikat sedang menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tapi di banyak negara justru gonjang-ganjing.
Selain itu, perang dagang antara AS dan Tiongkok serta disrupsi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara yang tengah tumbuh juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar.
"Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa Winter is coming," ucap Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi, mengutip slogan terkenal dari serial Game of Thrones.
Winter is coming merupakan slogan dari House Stark, salah satu Great House dalam serial Game of Thrones buatan HBO. Slogan itu menjadi peringatan untuk terus-menerus waspada akan kondisi yang ada.
Jokowi menjelaskan, negara dengan ekonomi maju dalam beberapa dekade terakhir telah mendorong negara berkembang untuk membuka diri dan ikut perdagangan bebas. Menurutnya, globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional itu telah memberikan banyak sekali keuntungan, baik bagi negara maju maupun negara berkembang.
Namun, hal itu juga memicu persaingan. “Akhir-akhir ini, hubungan antarnegara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thrones," imbuhnya.
Dia menilai perimbangan kekuatan dan aliansi antarnegara ekonomi maju tengah mengalami keretakan. Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.