Gelontorkan Dana Rp 20 M untuk Rehabilitasi Dolly
Pemkot Carikan Pekerjaan bagi Warga TerdampakDia menjelaskan, untuk mengembalikan kondisi psikologis warga terdampak, pemkot melibatkan banyak psikolog agar trauma mereka akan masa lalu bisa hilang.
Menurut Risma, pasca penutupan Dolly, tugasnya tidaklah enteng. Bahkan, pekerjaan rumahnya makin berat karena masalah-masalah lain akan berdatangan. Namun, banyaknya masalah tidak berarti tak bisa diselesaikan.
Di samping menyalurkan warga terdampak bekerja, Risma akan mengguyurkan anggaran untuk pendampingan pasca penutupan. Rencananya, anggaran tersebut dimohonkan persetujuan ke DPRD Surabaya pada Perubahan APBD 2014.
Alumnus ITS itu menambahkan, alokasi anggaran yang akan diguyurkan mencapai Rp 20 miliar. Berbagai sarana infrastruktur akan dibangun.
Sejumlah pengurus kampung juga sudah mengajukan proposal mengenai fisik yang harus direhabilitasi. Mulai perbaikan jalan akses di kampung-kampung hingga saluran. ”Ini akan saya dahulukan. Mungkin bisa diambilkan dari sisa-sisa lelang,” tuturnya.
Warga yang akan berusaha di jalur informal juga dibantu. Pemkot memfasilitasi pengurusan perizinan. ”Pasti itu. Asal mereka mau berusaha, kami bantu,” jelasnya.
Pemkot juga mengupayakan rehabilitasi ekonomi warga. Salah satunya, pemkot akan membangun sentra PKL di samping Taman Bungkul. Di sana warga Dolly yang telah mengikuti pelatihan keterampilan bisa berdagang.
Di bagian lain, satu per satu pekerja lokalisasi Dolly-Jarak yang ingin mentas dari prostitusi mengambil dana kompensasi. Mucikari dan pekerja seks komersial (PSK) itu mendatangi kantor Koramil Sawahan yang dipakai sebagai tempat pembagian uang stimulan.