Gelontorkan Dana Rp 20 M untuk Rehabilitasi Dolly
Pemkot Carikan Pekerjaan bagi Warga TerdampakSejak pukul 09.00, para PSK tersebut berdatangan. Hampir semua datang dengan mengenakan masker dan berkerudung. Beberapa di antara mereka juga memakai kacamata hitam. Begitu pula mucikari.
Hingga pukul 17.00, jumlah PSK yang menerima bantuan itu adalah 79 orang. Mucikari yang menerima uang kompensasi penutupan wisma tersebut berjumlah 23 perempuan.
Jumlah itu baru sebagain kecil dari total PSK 1.449 orang dan 311 mucikari. ’’Kalau mereka dibebaskan untuk memilih mentas, banyak juga yang ingin bebas dari prostitusi,’’ ungkap Kepala Satpol PP Irvan Widyanto yang ditemui di kantor koramil.
Dia menerima laporan bahwa banyak PSK dan mucikari yang diintimidasi warga yang menolak penutupan lokalisasi. Padahal, intimidasi semacam itu justru tidak dibenarkan dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Secara umum, dalam pemberian bantuan, sejak pagi hingga petang kemarin, tidak ada kendala yang berarti. Semua berjalan lancar. Puluhan aparat TNI, polisi, satpol PP, dan linmas terlihat berjaga di sekitar koramil. Mereka mengesankan penjagaan yang ketat, namun tampak santai.
Komandan Dandim 0832/Surabaya Selatan Lekol Inf Rudi Andriono mengungkapkan, jumlah personel yang dikerahkan untuk pengamanan Koramil Sawahan tersebut hanya satu peleton. ’’Seperti yang Anda lihat sendiri. Di sini aman terkendali,’’ ujarnya.
Rudi menjelaskan, koramil diiuktsertakan sebagai bentuk dukungan penuh pada kebijakan pemerintah daerah. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI). ’’Malah melanggar undang-undang kalau kami tidak mendukung,’’ tegasnya.
Pemilihan lokasi di Koramil Sawahan memang terbilang tepat. Sepanjang hari kemarin, tidak ada gangguan sedikit pun. Jadi, pemberian ganti rugi kepada PSK dan mucikari pun lancar.