Gelontorkan Dana Rp 20 M untuk Rehabilitasi Dolly
Pemkot Carikan Pekerjaan bagi Warga Terdampakjpnn.com - SURABAYA – Setelah menutup lokalisasi Dolly, pemkot tidak lantas mendiamkan warga yang terdampak. Mereka yang sudah masuk data di pemkot serta memenuhi syarat akan disalurkan ke instansi-instansi pemkot sebagai pegawai.
’’Saya setiap hari memelototi data pemkot. Saya berpikir sekiranya mana yang bisa bekerja, ya kami ajak,” jelas Wali Kota Tri Rismaharini di ruang kerjanya Kamis (19/6).
Warga terdampak itu, kata Risma, datang dari beragam latar belakang. Mulai warga biasa hingga mereka yang terjun ke dunia hitam. Semua data telah tercatat di meja wali kota.
Dia mengatakan, sudah ada beberapa orang yang direkrut. ”Baru saja ada seorang anak lulusan SMK teknik informatika, dia kami salurkan ke dinas informasi dan komunikasi,” ungkapnya.
Ada pula lima orang yang sudah dipekerjakan di RSUD dr M. Soewandhie. Sebentar lagi, juga ada yang disalurkan ke dinas cipta karya dan tata ruang (DCKTR).
Menurut Risma, selama ini warga yang tinggal di kawasan Putat Jaya memang agak sulit mencari pekerjaan di jalur formal. Banyak perusahaan yang berpikir negatif tentang asal daerah mereka. Padahal, seharusnya anak-anak di kawasan itu memiliki kesempatan sama dengan yang lain.
Risma mengungkapkan bahwa penuntasan masalah lokalisasi memang begitu pelik. Sebab, kawasan prostitusi di Surabaya menyatu dengan permukiman. Padahal, kondisi tersebut menimbulkan banyak efek negatif.
Karena itu, Risma berpikir bahwa masalah tersebut harus cepat diselesaikan. Dolly dan sekitarnya harus berubah menjadi kawasan permukiman yang sehat sehingga setara dengan kawasan permukiman lain. Dia yakin, bila kawasan itu berbenah, harga lahan di sana akan naik. ”Masyarakat bisa sejahtera,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya tersebut.