Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Gua-gua Belanda dan Pos Intai Kapal di Pulau Nusakambangan

Sabtu, 28 Juli 2018 – 00:06 WIB
Gua-gua Belanda dan Pos Intai Kapal di Pulau Nusakambangan - JPNN.COM
Amunisi peninggalan Belanda yang tersisa di gua yang tak jauh dari Menara Mercusuar di Pulau Nusakambangan. Ady Setiawan (foto tengah). FOTO: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

jpnn.com - Cerita sejarah kolonial juga ada di balik keseraman Pulau Nusakambangan sebagai penjara pengasingan bagi narapidana kelas berat dan yang menunggu eksekusi mati. Berikut catatan wartawan Jawa Pos GUNAWAN SUTANTO yang belum lama ini menyusuri benteng dan gua-gua peninggalan Belanda di pulau itu.

---

’’Bapake bisa numpak motor trail apa ora?’’ tanya Fauzan kepada saya dan rombongan dengan logat Banyumas. Fauzan merupakan pegawai honorer Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Tugasnya sehari-hari menjaga mercusuar di ujung Pulau Nusakambangan.

Siang yang terik itu (25/6), Fauzan memandu kami. Wartawan Jawa Posi diajak peneliti sejarah dari Surabaya Ady Setiawan dan personel Intel Pangkalan TNI-AL (Lanal) Cilacap menyusuri gua dan benteng Belanda di Nusakambangan.

Awalnya, tawaran Fauzan itu saya pikir menyenangkan. Sebab, dari kejauhan saya melihat Kawasaki KLX 150 terparkir tak jauh dari warung yang dikelola keluarga Fauzan. Dalam benak saya, membawa motor trail itu mungkin bisa bergaya. Foto-fotoan cekrak-cekrik. Bak Presiden Jokowi blusukan di pedalaman Papua.

Tapi, motor trail hijau itu ternyata ditunggangi Fauzan sendiri. ’’Bapake bawa ini saja. Bisa, kan?’’ ujar pria yang kumisnya dimodel seperti krim penumbuh cambang itu. Saya disuruh mengendarai Yamaha Vega R. Motor bebek itu dimodifikasi menjadi seperti trail.

Gua-gua Belanda dan Pos Intai Kapal di Pulau Nusakambangan

Apa boleh buat, saya tidak bisa menolak. Rombongan pun berangkat menuju Cimiring. Di sana terdapat gua yang masih menyimpan amunisi peninggalan Belanda. Jarak bibir pantai ke gua itu sekitar 5–6 km. ’’Tapi, kalau ditarik garis lurus, mungkin cuma 3,5 km,’’ kata Fauzan.

Serunya menyusuri gua dan benteng Belanda di Pulau Nusakambangan, menelisik jejak sejarah colonial di pulau penjara itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close