Gus Miek, Gus Miftah, Dorce Gamalama, dan Khalid Basalamah
Oleh Dhimam Abror DjuraidSalah satu babak pada pertunjukan itu menampilkan wayang kontemporer sosok berjenggot mengenakan gamis dan peci putih. Tokoh fiksi itu diduga personifikasi dari Ustaz Khalid Basalamah.
Dalam episode berjudul "Begawan Lumana Mertobat’’ itu figur wayang berjenggot berhadapan dengan tokoh Baladewa dalam sebuah perang tanding. Wayang Khalid kemudian dihajar habis-habisan sampai rusak.
Gaya mendalang yang "urakan" ini mungkin mengundang tawa. Namun, personifikasi Khalid Basalamah dalam wayang itu menimbulkan protes luas.
Ustaz Khalid Basalamah sebelumnya terlebih dahulu berada pada pusaran kontroversi setelah dianggap ‘’mengharamkan’’ wayang dalam salah satu ceramahnya. Ceramah ini menimbulkan kontroversi luas dan Khalid sudah meminta maaf.
Kali ini gelombang berbalik dan giliran Ki Warseno yang meminta maaf. Dia memang tidak menyebut nama Khalid Basalamah, tetapi figur wayang itu bisa dengan mudah diidentikkan sebagai Khalid Basalamah.
Dalam dialog di pertunjukan itu, sang dalang menyebut 'ente' dan 'alhamdulillah'.
Gus Miftah enggan meminta maaf. Akan tetapi dia meminta maaf atas kegaduhan itu, bukan atas pergelaran wayang yang dibuatnya.
Wayang sebagai karya seni seharusnya menyatukan, bukan memecah belah. Mungkin kita semua harus banyak belajar, termasuk kepada Gus Miek, supaya dakwah bisa adem.(***)