Hidup di Bui
Orang-orang yang masuk penjara disebut dengan nada meledek sebagai ‘’masuk sekolah’’.
Bagi Wendo, penjara memang betul-betul sekolah yang membuatnya makin pintar dan bijaksana. Ia bisa melihat realitas sosial yang sesak dan sedih di dalam penjara, dan dia belajar banyak dari berbagai macam penderitaan yang dirasakan para narapidana.
Yang namanya sekolah di mana-mana selalu mahal. Pemerintah yang katanya mau memperbaiki kondisi ‘’sekolah penjara’’ pasti selalu terbentur alasan anggaran. Menyekolahkan seseorang ke penjara jauh lebih mahal daripada menyekolahkan seseorang ke univeritas.
Itu adalah ironi yang bisa membuat tangis atau tawa. Daripada mengirim anak muda ke penjara lima tahu karena narkoba, biayanya lebih dari cukup untuk membayar beasiswa sebagai mahasiswa sampai lulus.
Studi itu dilakukan di Amerika, dan sudah terbukti bahwa biaya tiap orang dalam penjara jauh lebih mahal dibanding biaya untuk memberi beasiswa kepada seorang mahasiswa. Karena itu di Amerika ada ungkapan ‘’It’s cheaper to send a kid to Yale than send a kid to jail’’ (Lebih murah biaya mengirim seorang anak ke Univeritas Yale daripada biaya anak di penjara).
Yale adalah salah satu universitas paling top di Amerika. Message-nya adalah, daripada menghabiskan uang untuk membangun penjara, lebih baik membangun sistem pendidikan yang bagus dan murah yang bisa dijangkau oleh semua warga negara.
Kalau anak-anak lebih terdidik, angka kriminalitas akan turun.
Bagi pemerintah, terutama Menteri Yasonna Laloy, dengarkan nasihat Wendo, ‘’Jangan pernah menasihati napi supaya sabar, tetap tabah, kuatkan hati, dan kata-kata hiburan sejenis itu. Mereka telah memiliki lebih banyak dari yang seharusnya’’.