HNW: Seluruh Perwakilan Kelompok Masyarakat Terlibat dalam Berdirinya NKRI
jpnn.com, BALI - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terjadi melalui dialog yang melibatkan berbagai perwakilan kelompok, termasuk masyarakat Bali yang saat itu diwakili oleh seorang sarjana hukum pertama dari Bali bernama I Gusti Ketut Pudja.
HNW mengungkap hal itu secara daring saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan Yayasan Dharma Sinergi Pertiwi Gianyar Bali. Acara tersebut berlangsung di Aula Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali Sabtu (20/3).
Ikut hadir pada acara tersebut sekretaris Fraksi PKS MPR Johan Rosihan serta Komandan DENPAL IX/3 Singaraja, Letkol CPL Marhan.
Dalam perjalanannya, I Gusti Ketut Pudja yang juga anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terlibat aktif dalam pembahasan lahirnya Pancasila 18 Agustus 1945.
Ia termasuk kelompok Indonesia Timur yang keberatan terhadap tujuh kata dalam piagam Jakarta.
Sehingga mengusulkan perlu adanya perubahan.
Menurut I Gusti Ketut Pudja kemerdekaan Indonesia bukan untuk satu golongan saja, tetapi untuk semua yang ada, seperti saat sebelum Indonesia merdeka.
"Indonesia bukan negara agama, tetapi bukan pula negara yang antiagama. Sila pertama menjamin keragaman beragama, termasuk kebebasan menjalankan agama bagi tiap-tiap pemeluknya. Ini adalah keputusan yang diambil oleh para pendiri bangsa Indonesia, dan harus dipertahankan sampai kapanpun," kata Hidayat.