Ibu dan Balitanya Tewas Berpelukan
Lantaran, baru diguyur tiga ember air atap kamar bibinya itu langsung ambruk. Karena api semakin besar, anggota keluarga yang lain memutuskan keluar rumah menyelamatkan diri.
”Sebenarnya bibi saya bersama keponakan sudah kami teriaki loncat ke kali persis di sebelah rumah. Tapi terlambat," tegasnya seperti dilansir Indo Pos (JPNN Grup).
Saat itu suami korban juga nekat akan menerobos kobaran api. Namun Andi pun bergegas menarik suami bibinya itu lalu digiring ke lokasi yang aman. Saat api padam, jenazah ibu dan balitanya itu ditemukan dalam keadaan berpelukan. Kedua jenazah akhirnya dievakuasi ke RSCM setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kini Andi bersama keluarganya yang selamat bingung tinggal di mana. Lantaran rumahnya rata dengan tanah. Penghasilan keluarga juga pupus, lantaran rumah itu sekaligus tempat usaha bengkel motor.
Dia berharap pemerintah daerah memberikan bantuan untuk meringankan hidup keluarganya. "Saat ini bibi dan keponakan saya ada di RSCM dan Jumat (kemarin, Red) akan dimakamkan, tapi belum tahu di mana," jelasnya.
Andi juga mengatakan, bibinya selama ini juga harus menghidupi kedua anaknya yang tinggal di Tegal, Jawa Tengah.
Sementara itu, Camat Kemayoran, Ian Sofyan mengatakan kebakaran menghanguskan rumah yang dihuni 14 kepala keluarga (KK). Dia juga mengatakan masih mendata korban kebakaran untuk memberikan bantuan.
"Kalau sudah didata, baru kita bisa tahu apa saja kebutuhan korban kebakaran. Untuk warga yang keluarga tewas dalam musibah akan mendapatkan bantuan, tapi itu semua diajukan ke Wali Kota Jakarta Pusat," ungkapnya.
Sedangkan Kapolsek Metro Kemayoran, Kompol Suyud mengatakan pihaknya hingga belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Namun berdasarkan keterangan para saksi, kondisi kabel listrik di lokasi kebakaran memang sangat semrawut.