Ibu Rawat Anak di Kantor Polisi
jpnn.com - SIANTAR - Kasih ibu tiada tara, tak terhingga sepanjang masa. Pepatah ini tergambar dalam sikap seorang ibu Boru Purba. Rasa sayangnya tidak pernah pudar sehingga rela menghabiskan waktu di Mapolsek Bangun untuk merawat anaknya Rian Saragih (18), yang menderita luka akibat amuk massa karena diduga terlibat kasus pencurian sepedamotor di Karang Sari.
Keterangan yang dihimpun Metro Siantar (JPNN Grup), pengeroyokan terhadap Rian Saragih bermula dari ajakan Parulian Sembiring (25), rekannya yang berdomisili di Karang Bangun, Kecamatan Siantar, Selasa (1/7), sekira pukul 18.45 WIB.
Sore itu, remaja putus sekolah asal Rambung Merah ini diajak untuk keperluan pekerjaan. Namun, Parulian tidak menjelaskan kerja apa yang dimaksud.
Kemudian mereka berkeliling naik sepedamotor Yamaha Mio tanpa plat milik Parulian. Sampai akhirnya tiba di Karang Sari.
Tiba di Simpang Lalahi, persis depan salah satu rumah ibadah, Parulian meminta RS menunggunya di atas sepedamotornya.
Lalu, Parulian masuk ke lingkungan parkir dan mengambil sepedamotor Honda Mega Pro BK 5670 TAE, yang saat itu kuncinya masih tertinggal di atas sepedamotor. Kemudian Parulian langsung tancap gas dengan sepedamotor curiannya.
Suwandi (38), warga setempat yang juga pemilik sepedamotor saat itu sedang berbuka puasa di rumah ibadah dan langsung melakukan pengejaran bersama warga lainnya.
Rian yang tidak mengetahui apa-apa sempat bingung melihat warga berteriak maling. Warga yang melihat Rian kemudian curiga dan langsung menggebukinya.
Sementara Parulian berhasil meloloskan diri, meski sebelumnya sempat terjatuh bersama sepedamotor curiannya. Warga yang kesal selanjutnya merusak sepedamotor Parulian yang sebelumnya diduduki Rian.
Rian yang ditemui di Mapolsek Bangun, menuturkan, saat itu dia diminta oleh Parulian untuk duduk di atas sepedamotor sembari menunggunya kembali.
Sekitar 100 meter dari tempat rumah ibadah, Parulian melakukan aksinya dan diketahui warga. Rian mengaku tidak menyadari kalau Parulian telah membawa sepeda motor hasil curian dari depannya.
"Aku saja enggak tahu pas dia (Parulian, red) bawa lari kereta itu, makanya aku bingung tapi warga langsung menahan aku dan memukuli," aku remaja yang hanya tamat kelas II SMA tersebut.