Indonesia Dukung FAO Wujudkan Ketahanan Pangan Asia Tenggara
"Mari kita perjelas, saat kita berbicara tentang bertani di Asia Tenggara, kiga membicarakan pertanian keluarga. Memberdayakan pertanian keluarga dan keluarga petani akan membantu mengatasi akar penyebab kerawanan pangan dan kekurangan gizi," kata Kundhavi.
Masih di tempat yang sama, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo pun menyampaikan apresiasi Kementan dan sangat terbantu dengan Kinerja Kementan yang sangat baik di pedesaan dalam 4 tahun terakhir.
Karena sebagian besar masyarakat desa adalah petani, maka kerjasama yang baik dengan Kementan dan institusi lainnya yang memiliki program di pedesaan sangat penting.
"Yang harus menjadi fokus ke depan dalam pembangunan pertanian di desa adalah manajemen lahan yang sempit, peningkatan produktivitas, peningkatan skiil SDM dan profesionalitas melalui bisnis model yang tepat," tutur Eko.
Sebelum memberikan sambutan, Amran berkesempatan melakukan pertemuan dengan Asisten Direktur Jenderal FAO Kundhavi Kadiresan. Dalam pertemuan tersebut, Amran menghargai perwakilan FAO di Indonesia Stephen Anthony Rudgard yang telah mengusulkan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu kandidat peraih penghargaan “Jacques Diouf Award 2019”.
Perlu diketahui, selama kepemimpinan Joko Widodo, sektor pertanian Indonesia tercatat telah menoreh berbagai prestasi. Sejumlah capaian yang diraih selama pemerintahan Joko Widodo, yaitu peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 34,3 persen; peningkatan ekspor pertanian sebesar 29,7 persen; peningkatan investasi asing di sektor pertanian 110 persen; penurunan tingkat inflasi pangan sebesar 8 persen; penurunan tingkat penderita stunting untuk anak berusia 2 tahun sebesar 9,1 persen; dan yang terpenting untuk pertama kalinya pada tahun 2018, tingkat kemiskinan hanya berada pada angka satu digit, yaitu 9,66 persen.
Stephen telah menyampaikan usulan tersebut ke kantor pusat FAO di Roma, Italia. Pemenang penghargaan Jacques Diouf Award 2019 akan diumumkan pada Juni mendatang. Kriteria utama penerima penghargaan ini adalah individu atau lembaga nasional atau internasional yang telah berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan ketahanan pangan global. (adv/jpnn)